Pengalaman Naik Fast Boat Dari Gili Trawangan Ke Padangbai



Helloiamaris - Di negara kepulauan seperti Indonesia, transportasi air sangatlah penting untuk menghubungkan satu pulau dengan yang lain, sehingga aktifitas berwisata pun akan lebih nyaman dengan beragam pilihan moda transportasi yang bisa dipilih.

Selain itu, menggunakan sarana transportasi air juga memberikan sensasi yang lain yang tentunya berbeda jika ditempuh dengan pesawat terbang. Merasakan gelombang air laut, serta pemandangan yang didominasi warna biru, dan semilir angin laut sungguh terasa menyenangkan.


Teknologi transportasi laut yang semakin berkembang dan maju menjadikan perjalanan laut akan lebih cepat, sehingga lebih menghemat waktu dan energi tentunya. Coba bayangkan perjalanan naik kapal feri dari pelabuhan Lembar, Lombok menuju pelabuhan Padangbai, Bali, memakan waktu sampai empat jam. Namun dengan menggunakan fast boat, dari Gili Trawangan (Lombok) menuju ke Padangbai cuma ditempuh sekitar 1,5 jam. Lebih cepat kan? Jadi tak mengganggu liburan anda.

Satu hari satu malam terasa singkat dan inginnya tetap berlama-lama di Gili Trawangan yang dikatakan sorga bagi para wisatawan karena keindahan alamnya yang sungguh mempesona. Namun hari rabunya aku harus menyebrang ke pulau Bali dan disana selama tiga hari dua malam. Ini terjadi pada liburanku tahun kemarin.

Baca juga: 
> Begini Asyiknya Bersepeda Keliling Gili Trawangan
> Mengintip Kehidupan Malam di Gili Trawangan , Lombok

Kapal feri yang akan aku tumpangi berangkat pada hari rabu jam 11.00 WITA. Setelah check out dari Hotel Vila Ombak. Aku menaiki cidomo menuju pelabuhan di Gili Trawangan. Ketika sudah duduk di Cidomo, kulambaikan tangan perpisahan pada adik iparku, Wulan. Trimakasih ya atas semuanya.

Baca juga: Cidomo, Sarana Transportasi Tradisional Lombok Yang Unik


Perlu anda ketahui, di Gili Trawangan, moda transportasi darat yang diperbolehkan hanya cidomo dan sepeda, tidak ada kendaraan bermotor. Ini untuk menjaga lingkungan agar terbebas dari polusi udara. Alangkah nyamannya kan kalau semua tempat wisata seperti ini dengan udara yang segar dan bersih. Walaupun tempatnya panas, ya namanya saja di negara tropis pada musim kemarau.

Naik cidomo sedikit berbeda dengan naik dokar, mungkin karena rodanya yang dari roda mobil jadi jalannya lebih lancar di jalanan berpasir karena kusirnya pun cenderung memacu cidomo dengan cepat. Dia juga gesit sekali bisa menghindari orang sedang berjalan di depannya walaupun jalanannya tak terlalu lebar. Mungkin karena sudah terbiasa ya, sehari-harinya pekerjaannya begini.



Akhirnya sampai juga di agen fast boat. Di depan agen Golden Queen Fast Boat sudah ada beberapa penumpang yang sedang menunggu. Setelah boarding atau melakukan konfirrmasi keberangkatan, aku mendapatkan tiket dan ikut menunggu dengan yang lain. 

Trimakasih Wulan dan Hotel Vila Ombak yang telah memberiku semalam menginap gratis, termasuk pengalaman naik cidomo, juga menyeberang ke Padang Bay dengan Golden Queen Fast Boat dan via tourist shuttle (antar jemput turis) dari Padangbai ke Kuta, Bali tanpa perlu saya merogoh kocek.

Baca juga: 




Waktu keberangkatan telah tiba, kami berjalan menuju ke pelabuhan. Aku hanya membawa tas kecil saja karena barang yang lainnya sudah diurus oleh Golden Queen Fast Boat. Siang hari yang terik menyengat nampaknya tak membuat traveler yang berkunjung ke Gili Trawangan berkurang. Ku lihat banyak yang berdatangan turun dari fast boat mereka, dan wajah-wajah bahagia terlihat menyongsong liburan indah mereka diiringi langkah-langkah kaki lincah  melangkah di atas pantai berpasir putih.


Menunggu beberapa menit sampai seluruh penumpang turun dari Golden Queen Fast Boat, baru kemudian kami masuk dengan meniti anak tangga kecil menaikinya. Ada sebuah ember berisi air, dan satu persatu penumpang ke fast boat ini disuruh memasukkan kaki ke dalam air untuk membersihkan pasir sehingga  tidak sampai mengotori bagian dalam boat ini. Untunglah aku selalu memakai sepatu sandal jadinya tenang-tenang saja mencelupkan kaki ke dalam ember berisi air.


Aku lupa tak menghitung berapa kapasitas maksimal fast boat ini, namun di dalam tak banyak penumpang. Ternyata turis asing lebih suka berada di deck atas sambil berjemur dan menatap laut biru. Dan seperti biasa, sebelum berangkat seorang awak kapal memberi penjelasan tentang safety first jika menghadapi keadan bahaya, apa yang harus dilakukan dengan peralatan yang telah tersedia.


Liat yang di deck atas, apa nggak takut badannya gosong ya? Padahal perjalanan butuh waktu satu setengah jam loh.