Menjemput Mimpi di Hotel Vila Ombak - Gili Trawangan



Helloiamaris - Langit pada hari selasa siang kala itu merias dirinya dengan warna biru cerah, seakan menegaskan bahwa cuaca dimusim kemarau siap menghadirkan nuansa ceria sepanjang hari. Mendukung beragam aktifitas di pulau wisata dambaan setiap wisatawan yang sengaja jauh-jauh datang dari negeri seberang untuk mewujudkan impian liburan mereka, bersantai menikmati hamparan pasir putih sebagai pijakan mereka serta menikmati semilir angin laut.

Kecantikan negeri tropis dengan beribu pulau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke mengingatkan alunan nada-nada yang diajarkan semasa kecil disekolah, serta beragam budaya yang unik jadi tak mengherankan jika orang kulit putih, kulit kuning maupun kulit gelap mengidolakan negeri tercintaku ini. Akupun jadi malu jika rasa cintaku kalah tebal dari mereka.


Bisa menapakkan ke dua kaki di gili-gili indah penuh pesona tak hanya dambaan mereka yang biasa hidup di negeri empat musim yang menganggap teriknya sinar matahari di negeri tropis nerupakan kemewahan, namun begitu juga halnya denganku yang tak ingin hanya sekedar mendengarkan kisah indah perjalanan orang asing di tanah airku sendiri, sehingga betapa bahagianya ketika akhirnya ku tiba juga kesini.

Perahu boat berwarna kuning yang kami tumpangi melaju kencang menuju ke Gili Trawangan, hamparan biru pirus air laut nembuat jantungku berdetak  lebih cepat tak seperti biasa, bukan karena perasaan takut, namun seakan tubuh merespon suasana hati yang gembira, terlebih ketika tiupan kencang angin yang membawa bau khas air laut yang berhembus dari arah belakang perahu boat yang terbuka seperti memberi sensasi damai di hari-hari terakhirku di Lombok.

Akhirnya perahu boat yang kami naiki mendarat di dermaga mini milik Hotel Vila Ombak yang juga merupakan spot unik berbentuk love dan dimalam hari terlihat sangat cantik dengan gemerlapnya lampu-lampu yang melingkarinya. Ada deretan kursi panjang berpayung berwarna hijau yang diperuntukkan untuk para tamu hotel jika ingin berbaring santai  melihat hamparan laut biru berpadu warna dengan hijau toska dan semilir angin laut sungguh dambaan banyak orang.



Setelah itu kami menuju ke front office  Hotel Vila Ombak, Wulan mengurus semua proses check in, aku menunggunya di lobby hotel sambil menikmati welcome drink. Terlihat ada beberapa receptionists, kalau tak salah ada tiga atau dua orang saya lupa tepatnya, semuanya perempuan yang masih muda, mereka sangat ramah dan murah senyum. Kita tahu lah, manajemen setiap hotel berusaha memberi pelayanan yang terbaik bagi semua tamu, karena jenis usaha jasa seperti ini sangat menyadari bahwa mencari pelanggan baru itu lebih sulit daripada mempertahankan yang sudah ada, sehingga dengan memberikan service yang terbaik maka customer suatu ketika akan kembali menginap di hotel tersebut bahkan bisa memberi rekomendasi kepada saudara atau teman untuk menginap di sana jika berlibur di tempat wisata tersebut.



Seorang bellboy  mengantarkanku ke kamar, dia membawakan tasku juga. Kami melewati taman yang hijau nan rindang sehingga tak terkesan berada di dekat pantai karena terasa sejuk. Akhirnya sampailah kami di depan kamar.



Hotel Vila Ombak, hotel berbintang 4 di Gili Trawangan, memberi pengalaman yang mengesankan bagiku tuk bermalam di The Traditional Lumbung Hut  yang sengaja di desain untuk anda yang sedang honey moon dengan pasangan tercinta. Kalau aku waktu itu sih sendirian hanya berteman bantal putih empuk yang puas kudekap semalaman hahaha.
Bentuk pondok ini terinspirasi lumbung padi orang Sasak, suku mayoritas di Lombok. Ada dua kamar jenis ini bersebelahan, namun privasi tetap terjaga dong, sedangkan yang lainnya terletak agak jauh. 

The Traditional Lumbung Hut  ini merupakan bangunan dua lantai. Di lantai pertama yang merupakan open-air living space, yaitu tempat terbuka, ada sebuah meja dan dua kayu coklat, dan yang menempel ke tembok berupa berugak, tempat orang Sasak  biasa bersantai yang dialasi dengan kasur tipis putih empuk sehingga nyaman buat duduk-duduk maupun tiduran. Sebenarnya masih banyak yang bisa diceritakan di lantai pertama, namun nanti artikelnya bisa  kepanjangan, kasihan nanti yang baca hehehe. Yuk kita lanjut lagi.




Sekarang naik ke lantai dua melewati tangga yang berada di sebelah kanan, terbuat dari campuran pasir dan semen yang kokoh. Tangga ini berbagi dengan kamar disebelahnya untuk menuju ke balkoni masing-masing terus ke kamar. Bisa juga kalau mau ke kamar dari lantai pertama ada pintu kayu ke semi-open bathroom  trus naik tangga kayu ke kamar. Sekarang kita kembali ke balkoni lagi. Disini ada dua kursi panjang sebagai tempat bersantai, duduk maupun tiduran.




Kamar yang sangat nyaman dengan desain yang artistik dengan fasilitas, seperti air conditioned, 28 Channel Satellite TV, Flat Screen TV, 2 botol air mineral/hari, Telepon, 24 jam layanan kamar, coffee and tea making facilities, In-room Safety Box untuk menyimpan barang-barang berharga anda, dan ketika check in tamu akan mendapat a fruit basket. Bisa kebayang kan nyamannya bermalam disini.





Waktu itu aku dalam situasi dilematis, badan terasa capai dan sedang menikmati rebahan di kasur yang empuk, tapi kan saya belum explor Gili Trawangan dan besoknya harus check out  dan naik fastboat  ke Bali. Namun sebelum keluar kamar aku mau mandi dulu ah mumpung ada shower  dengan air panas dan dingin, tinggal menyesuaikan sesuai kenyamanan.

Di bagian belakang kamar ada pintu dan tangga kayu berwarna coklat menuju ke bawah. Inilah semi-open bathroom. Kapan lagi bisa merasakan sensasi mandi tanpa selembar kainpun dialam terbuka (semi terbuka), dengan berpagar tembok bercampur kayu dengan nuansa warna coklat, yang beratapkan langit biru dan pohon besar di sebelah kamarpun terlihat daun dan batangnya dengan jelas, malahan sebagian ranting dan daunnya menjulur ke dalam. Sedangkan di teras kecil ada sebuah cermin menempel di dinding. Ada wastafel  dan peralatan mandi, seperti handuk yang terletak di rak kayu, maupun sikat gigi, pasta gigi, sabun dan shampo. Sedangkan kloset nya berada di sebelahnya yang tersekat dengan tembok kecil sekedar pembatas. Cukup luas juga tempatnya, jadi mau lari dan loncat pun bisa sampai badan kering jadi tak perlu pakai handuk hahaha. 

Pantas saja kamar tipe The Traditional Lumbung Hut  room rate nya Rp.1,8 juta/malam (harga pada waktu itu) sudah termasuk breakfast, karena dijamin cocok buat anda yang sedang honey moon. Dan tak ada yang bakal mengganggu deh hahaha.

Kamar mandi semi terbuka


Sekarang Wulan, adik ipar saya, tak lagi bekerja di hotel ini lagi, pindah ke hotel lain. Trimakasih sudah memberi pengalaman menginap yang sangat berkesan di Hotel Vila Ombak. Semoga jika berlibur lagi ke Lombok, saya di kasih gratisan menginap di hotel berbintang  ya. Hahaha.