Bawor - maskot Kabupaten Banyumas |
Arisarmu's Stories - Dalam pagelaran wayang Banyumasan, Bawor adalah tokoh yang ditunggu-tunggu kemunculannya karena tutur bicaranya yang merakyat dan apa adanya sehingga dianggap bisa mewakili watak asli orang Banyumas.
Setelah sekian lama meninggalkan kota kelahiran Purwokerto, dimana suka dan duka menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dalam mengarungi kehidupan. Sekarang tinggal di sebuah kota yang lebih kecil dengan pemandangan gunung Merbabu yang menjulang megah terlihat jelas ketika cuaca cerah di pagi hari. Tetap masih di Jawa Tengah dengan jarak kurang dari 200 km dari tanah kelahiran dan telah berbaur dengan budaya lokal terutama dengan dialek bahasa Jawanya yang berbeda.
Orang Banyumas, untuk menyebut istilah bagi mereka yang lahir dan dibesarkan di wilayah Kabupaten Banyumas dimana Purwokerto adalah kota administratifnya. Dan bisa berbicara dengan dialek Jawa yang terdengar lucu jika dibandingkan dengan gaya bahasa Jawa di wilayah Yogyakarta, Surakarta dan sekitarnya.
Seperti yang dicatat oleh Wikipedia, dalan kisah pewayangan, baik itu berupa pementasan wayang kulit, wayang golek ataupun wayang orang ada sebutan Punakawan, yaitu pengikut kesatria yang membikin suasana riang, penuh canda, dan juga sebagai penasihat dikala menghadapi suatu masalah. Mereka terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Namun ada perbedaan dalam pementasan wayang versi Banyumasan, yaitu mengganti tokoh Bagong dengan Bawor.
Masih menurut Wikipedia, Bawor memiliki tutur bahasa yang khas, kasar, jujur, apa adanya seperti tak pernah serius namun suka membela kebenaran. Dia membawa sebuah senjata tradisional khas yang disebut Kudi, semacam golok namun terdapat benjolan.
Sosok Bawor terutama logat bicaranya menjadi tontonan yang sangat menghibur dalam setiap pagelaran wayang versi Banyumasan yang dianggap bisa mewakili masyarakat Banyumas sehingga telah dijadikan maskot dan selalu ditampilkan dalam setiap event budaya Banyumas.