Sate Kelinci Lezat, Kok Ada Yang Tidak Suka?



Arisarmu's Stories - Menyantap kelezatan sate kelinci sudah menjadi bagian yang ditawarkan oleh banyak obyek wisata untuk memberikan sensasi wisata kuliner yang menyenangkan bagi wisatawan, walaupun ada juga yang tak menyukainya.

Kesejukan suatu kawasan wisata seringkali dibarengi dengan aneka kuliner lokal tak terkecuali sate kelinci. Ternyata hewan yang lucu ini dan biasa dikenal sebagai hewan peliharaan juga cocok untuk dikonsumsi karena  kelezatan dagingnya. Namun jangan dikira sama loh, karena kelinci untuk konsumsi tentunya berbeda dengan kelinci hias. Mereka dipelihara khusus untuk diambil dagingnya dan pada umumnya diolah sebagai sate.

Menyantap satu porsi sate kelinci dengan lontong seharga Rp. 25 ribu, oleh-oleh dari istri, anak dan saudara yang belanja sayuran dan buah-buahan di pasar Getasan sekalian berwisata katanya, mengingatkanku akan sate kelinci yang pernah saya makan sebelumnya. Tidak seperti sate ayam yang mudah ditemukan penjualnya, jadi ketika dulu ke candi Gedongsongo setelah berjalan melewati loket masuk disebelah kiri jalan setapak ada beberapa warung dengan menu yang tertulis jelas serta harganya sehingga menarik minat pengunjung. Tentu saja saya memilih sate kelinci.

Baca juga: 30 Tahun Sudah, Nenek ini berjualan Sate Ayam Keliling

Yang seru ketika pada suatu malam yang dingin diajak seorang teman beramai-ramai ke rumahnya di daerah Getasan ke arah Kopeng, sudah keluar dari kota mungilku namun tak terlalu jauh hanya berkendara sekitar 30 menit dan berhenti di penjual sate kelinci. Lebih serunya lagi waktu itu kami membawa seperangkat alat musik keroncong. Saya sih hanya sebatas mendengarkan saja sambil menunggu si empunya warung menyembelih kelinci, mengulutinya dan mengolahnya menjadi sate. Menunggu cukup lama namun terhibur oleh alunan musik keroncong yang dimainkan oleh teman-teman. Sekitar tengah malam kami baru bisa menikmati kelezatan sate kelinci yang hangat dengan bumbu kecap, walaupun bumbunya agak beku karena Getasan merupakan dataran tinggi yang malam hari sangat dingin.

Baca juga: Sate Sapi Pelengkap Nikmatnya Mie Ongklok Wonosobo

Kemudian ketika saya di Grojogan Sewu, Tawangmangu. Bagaimana saya tidak tergoda untuk membeli ketika berjalan melewati deretan penjual sate kelinci yang sedang mengipas-ngipas sate yang baunya sangat menggoda selera.

Masih ingat ketika saya di candi Sukuh di kabupaten Karangayar. Ketika mau pulang hujan deras dan di sekitar tempat parkir ada penjual sate kelinci yang merupakan menu andalan di daerah wisata tersebut. Kelezatan racikan bumbu kacangnya sungguh mengenyangkan dan mengahangatkan tubuh dan menghalau dinginnya terpaan angin waktu itu.

Baca juga: Nikmatnya Nasi Bebalung, Menyegarkan dan Bikin Hangat Tubuh

Seperti yang dikutip dari Wikipedia, ternyata daging kelinci merupakan sumber protein hewani yang sehat karena mempunyai kandungan lemak yang lebih sedikit, hanya 8 %, dibandingkan dengan daging ayam maupun daging sapi, dan kolesterolnya pun cuma 164 miligram per 100 gram daging, sedangkan 21 % nya adalah protein.

Walaupun menurut saya daging kelinci itu sehat dan juga lezat ketika diolah menjadi sate kelinci, namun tak semua orang suka sate kelinci loh. Bagaimana dengan anda sendiri?