Warna merah dan kuning mencolok dari bunga celosia dan matahari menarik penghobi selfie untuk mendekat dan mengeksploitasi keindahannya.
Fenomena taman bunga telah melahirkan spot-spot wisata baru yang mengandalkan keindahan bunga celosia dan matahari. Ini mengkonversi sebagian lahan pertanian menjadi destinasi wisata yang memikat dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Waktu saya mengunjungi Soropadan Agro Expo 2019, komplek bunga celosia sangat menarik antusias pengunjung. Sedangkan tanaman sayuran hanya sekedar mereka datangi. Bunga-bunga matahari tak terlalu banyak jumlahnya, namun cukup menarik untuk dilihat.
Pertama mengenal bunga celosia ketika tanpa direncanakan saya "tersesat" di sebuah taman bunga celosia di daerah pantai Samas, Kabupaten Bantul. Didekatnya juga ada taman bunga yang sejenis. Sewaktu saya ke Taman Bunga Celosia Bandungan, lokasinya sebelum menuju ke candi Gedongsongo, bunga yang juga dinamakan jengger ayam berwarna merah dan kuning turut menyemarakkan taman yang dipenuhi dengan landmark dunia.
Baca juga:
Sedangkan bunga matahari yang besar berwarna kuning, saya sudah mengenalnya sejak dari kecil. Dulu pernah menanam beberapa pohon di depan rumah. Ketika bunga-bunga matahari sudah bermekaran, terlihat indah sekali. Bunganya besar jadi sangat menarik untuk dilihat.
Walaupun kita tak tahu sampai kapan tren ini akan tetap berlangsung. Namun jika masih diminati, pengelola obyek wisata akan terus menanam bunga-bunga ini sebagai daya tarik wisata. Mungkin suatu saat pengunjung akan merasa bosan jika terus-menerus disajikan keindahan yang sama. Ada baiknya untuk mencari tanaman atau bunga alternatif untuk mengantisipasi jika ada kejenuhan pasar dengan bunga yang itu-itu saja.
Baca juga: Madu, Bahan Makanan Yang Sehat Dan Alami
Jika suatu saat tren wisata berubah dan bunga-bunga tersebut tak lagi menarik minat wisatawan. Saya yakin bunga matahari masih tetap ditanam. Setidaknya biji bunga matahari masih digemari dalam wujud kwaci yang lezat. Setuju? (helloiamaris.blogspot.com)