Kirab Riyaya Unduh-Unduh GKJ Salatiga Selatan. Ada Reog dan Barongsai Loh!


Helloiamaris - Tradisi Perayaan Riyaya Unduh-Unduh kembali di gelar oleh Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga Selatan dalam rangka memperingati Masa Paskah dan Pentakosta (MPP) pada hari minggu (23/6/2019).

Ratusan jemaat GKJ Salatiga Selatan terlihat gembira dan antusias dalam mengikuti ataupun menyaksikan Kirab Riyaya Unduh-Unduh tahun 2019 sebagai bentuk partisipasi gereja dalam memelihara dan menghidupi ke-bhinekaan di negeri tercinta ini. Perayaan ini sudah menjadi tradisi yang diperingati setiap tahunnya.

Para jemaat yang mengikuti kirab memakai beragam pakaian adat daerah di nusantara seperti pakaian adat Jawa, Sumba, Kupang, Papua, Minangkabau dan daerah lainnya. Dengan membawa berbagai macam hasil bumi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, telur, beras bahkan beberapa ekor ayam yang diarak keliling sekitar gereja. Ini cara GKJ Salatiga Selatan dalam melestarikan kearifan budaya lokal sebagai wujud ucapan terimakasih kepada Tuhan. Dan dalam penghujung acara dilangsungkan ibadah khusus yang dilayani oleh Pendeta GKJ Salatiga Selatan bapak Prasetyawan Koesworo..

Baca juga:
> Workshop membatik 'Ecoprint', ide kreatif Wamuda GKJ Salatiga Selatan.
> Senam Bersama dan Family Games - GKJ Salatiga Selatan.


Hasil bumi yang merupakan simbolitas dari berkat jasmani dan rohani merupakan karunia yang patut disyukuri oleh jemaat atas limpahan kasih dan karuniaNya selama ini. Kirab dimulai sekitar pukul 07.10 yang diikuti oleh masing-masing blok di wilayah GKJ Salatiga Selatan beserta tiga pepantannya, yaitu Ngasinan, Pranggen dan Sruwen.

Setelah diarak keliling, seluruh hasil bumi akan dibawa kembali ke gereja dan dijual dalam bazar setelah ibadah pengucapan syukur memperingati Masa Paskah dan Pentakosta (MPP) selesai. Dan hasil penjualannya akan di kelola oleh panitia yang sebagian akan digunakan untuk keperluan pelayanan gereja.


Kirab Riyaya Unduh-Unduh diawali dengan membawa gunungan (lihat foto pertama diatas), menyerupai wujud gunung, yang terdiri dari susunan buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti cabai merah yang ditaruh pada posisi paling atas, kemudian dibawahnya secara berurutan ada jagung, tomat, terong ungu, mentimun, wortel, kacang panjang. Sedangkan nanas dan sayuran berdaun lebar seperti sawi putih disusun dibagian paling bawah. Terlihat angun sekali dan indah dilihat yang dikawal oleh para pemuda tampan GKJ Salatiga Selatan yang mengenakan baju lurik khas Jawa. Dalam budaya Jawa, gunung melambangkan tempat tinggi yang identik dengan eksistensi Sang Khalik.

Keseruan Kirab Riyaya Unduh-Unduh bisa terlihat dari kecerian di wajah jemaat yang mengikutinya maupun yang menunggu di halaman gereja. Acara tahunan ini sungguh dinantikan, bisa terlihat dari ekpresi ceria di bawah ini.


Kika: Tania, Pendeta GKJ Salatiga Selatan bp Prasetyawan Koesworo, bp Thomas, Tabitha.

Tak hanya bentuk ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, Kirab Riyaya Unduh-Unduh juga mempunyai makna sosial yang tinggi. Inilah Indonesia yang tak hanya kaya akan budaya yang luhur, namun juga masyarakatnya yang mencintai hidup gotong-royong, saling rukun, rela berkorban untuk sesama dan berusaha mempersembahkan yang terbaik. Sayur mayur dan buah yang dibawa oleh ibu-ibu dalam bakul dengan belitan selendang di pundaknya terasa ringan karena dilandasi oleh kasih dan pengorbanan yang tulus.


Baju adat daerah yang dikenankan selama mengikuti kirab terlihat nyaman dipakai dan tak menghalangi para ibu maupun bapak-bapak. Lambaian tangan dan senyuman hangat semakin menambah semarak suasana. Juga generasi milineal tak kalah semangatnya mendekap aneka sayuran dalam keranjang anyaman bambu sambil berjalan.


Tiap blok di GKJ Salatiga Selatan maupun ketiga pepantannya berusaha menampilkan yang terbaik dengan aneka warna pakaian adat yang dikenakan. Ini tentunya juga memberi tontonan yang mengasyikkan bagi warga sekitar yang rumahnya terlewati. Mereka sungguh antusias menyaksikannya.




Tidak salah jika Salatiga dijuluki miniaturnya Indonesia karena di kota mungil ini berkumpul berbagai suku di indonesia termasuk warga keturunan Tionghoa yang hidup berdampingan dan saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan.

Kirab Riyaya Unduh-Unduh akhirnya sampai kembali ke GKJ Salatiga Selatan, dan ditutup dengan suguhan apik tarian Reog Ponorogo yang dibawakan oleh paguyuban Reog Argomudo, Ringinawe, Salatiga, dengan diiringi beberapa instrumen musik, yaitu kendang, gong, kenong, angklung dan satu alat musik tiup. Penarinya mengenakan topeng singa barong, yaitu kepala singa dengan mahkota dari bulu merak. Sungguh mengagumkan sekali ya bisa menari dengan beban di kepala yang berat. 


Setelah beberapa menit dihibur oleh Reog, tak mau kalah paguyuban Barongsai Naga Hitam pimpinan Iman Bintoro yang akrab disapa Koh Bing, turut serta menyemarakkan acara Kirab Riyaya Unduh-Unduh GKJ Salatiga Selatan dengan menampilkan tarian Barongsai yang menawan. Warga sekitar maupun jemaat terpesona menyaksikan tarian tradisional ini dan mengabadikannya dengan ponsel mereka.



Pertunjukkan Reog dan Barongsai hanya berlangsung beberapa menit saja. Sekitar pukul 08.15 ibadah syukur memperingati Masa Paskah dan Pentakosta (MPP) dimulai yang dilayani oleh bp Pdt Prasetyawan Koesworo dalam bahasa Jawa dengan diiringi seperangkat gamelan pelog yang terdiri dari bonang barung, bonang penurus, demung, kendang, saron, peking, kempul, kenong dan slentem. Serta alunan merdu empat penggerong (pemandu lagu).

neng, ning, nung, gung . . Isinya kabar kabingahan . . neng, nong . .