Benarkah Cabai Rawit Harus Selalu Tersedia Di Dapur?


Bagi anda yang terbiasa dengan pekerjaan di dapur tentu sudah sangat akrab dengan cabai yang sering anda gunakan untuk memasak. Tanpa ada cabai, rencana memasak anda bisa berubah dan juga sebaliknya.

Sangat jarang saya menemui orang yang tak suka makanan pedas. Walaupun level pedasnya mungkin tak seberapa. Namun masih terasa cabai dalam masakan itu. Cabai bisa menambah selera makan.

Cabai Rawit (Capsicum annuum) merupakan jenis cabai yang sering digunakan dalam memasak. Capsaicin adalah senyawa kimia dalam cabai yang menghasilkan rasa pedas. Selain itu cabai rawit dipercaya mempunyai manfaat positif bagi tubuh. Seperti meningkatkan imunitas, mengurangi resiko terserang penyakit jantung dan melancarkan pencernaan.



Cabai rawit seperti foto diatas yang berwarna kuning, sudah bisa digunakan untuk memberi rasa pedas pada tumisan sayur. Selain enak juga sebagai teman makan gorengan, seperti tahu, mendoan, rolade daun singkong dan lainnya.

Baca juga:

Dulu pernah di halaman belakang rumah menanam beberapa pohon cabai rawit. Senangnya ketika bisa memetik hasilnya walaupun sedikit. Dan bagi yang biasa berbelanja pastilah tahu jika harga cabai rawit lagi mahal atau bahkan tak ada di penjual sayuran. Itu bisa karena gagal panen, permintaan yang tinggi atau mungkin faktor yang lain. Namun dampaknya, rencana memasak harus berubah menyesuaikan bahan yang ada.

Ada satu cerita, dulu ketika saya masih bekerja di Nusa Dua, Bali. Dengan istri kami kos di rumah orang Bali. Kami masih belum mempunyai anak. Jadi kalau makan kami beli di warung makan Jawa di daerah Tanjung Benoa tak terlalu jauh dari tempat kami tinggal.

Satu hal yang mengherankan bagi kami, rasa pedas sayuran yang dijual. terutama oseng-oseng kacang panjang tergantung dari harga cabai rawit. Jika harga lagi mahal, oseng kacang panjang itu tak terasa cabai bahkan tak memakai cabai sama sekali. Namun jika harga cabai rawit lagi murah. Bisa anda tebak? Rasa tumis kacang panjang itu super pedas, sampai kami tak tahan.

Ketika kami bilang terlalu pedas. Dengan entengnya si penjual hanya bilang mumpung harga cabai rawit lagi murah!! Tapi tak perlu dong sampai segitu pedasnya, pikirku.

Kalau ditanya kenapa tak pilih sayuran jenis lain. La masaknya cuma itu-itu saja. Setelah tak tahan dengan rasa pedasnya, kami pindah ke warung lain. Opsinya memang terbatas karena harus menyesuaikan dengan kantong kami.

Inilah sekilas tentang cabai rawit yang mempengaruhi rencana memasak dan rasa masakan.
Bagaimana dengan kalian. Apakah cabai rawit harus selalu tersedia di dapur anda?