Pagoda Buddhagaya Semarang, Gratis Tiket Masuk Buka Sampai Malam



Pagoda Avalokitesvara atau Pagoda Kwan Im, berada di area Vihara Buddhagaya Watugong adalah tempat ibadah yang juga obyek wisata sejarah dan budaya di Semarang.


Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, Semarang di kenal kaya akan bangunan-bangunan kuno yang bernilai seni tinggi. Selain itu, masyarakat kota ini sangat menjunjung nilai toleransi dan menghormati perbedaan. Terbukti dengan adanya tempat-tempat ibadah dari berbagai agama dan kepercayaan yang ada disini.



Salah satu tempat ibadah umat Buddha dan sebagian etnis Tionghoa yang cukup populer di kalangan pemeluk agama lain adalah Pagoda Avalokitesvara di komplek Vihara Buddhagaya Watugong.  Jadi suatu hal yang wajar jika dari pemeluk agama maupun keperayaan lain tertarik untuk datang. Dari sekedar duduk-duduk sambil menikmati arsistektur yang unik, maupun mereka yang hobi fotografi.

Baca juga: Kirab Riyaya Unduh-Unduh GKJ Salatiga Selatan. Ada Reog dan Barongsai Loh!

Alamat Pagoda Avalokitesvara

Bangunan dengan nilai artistik tinggi, perpaduan Tiongkok dan Thailand ini, menjulang setinggi 45 m berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pudak Payung, Banyumanik, Semarang Jawa Tengah. Pagoda tertinggi di Indonesia ini berada di seberang Kodam IV Diponegoro. Akan jelas terlihat disebelah kanan jalan jika anda dari arah Ungaran menuju ke Semarang.

Jam Buka Pagoda Avalokitesvara

Bagi anda yang ingin berkunjung ke kuil Dewi Kuan Im ini. Dibuka untuk umum setiap hari, mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 21.00. Dengan tetap menghormati umat yang sedang beribadah, namun hanya sampai di teras lantai satu dengan melepas sandal ataupun sepatu.

Berapa Harga Tiket Masuknya?

Gratis. Tidak ditarik biaya masuk. Pengunjung hanya memberi uang parkir pada seorang penjaga di post gerbang masuk, tentunya dengan nominal yang pantas.

Sejarah Singkat Vihara Buddhagaya Watugong

Merangkum dari laman Wikipedia, 500 tahun setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit, masyarakat mulai menerapkan ajaran Buddha sebagai warisan luhur nenek moyang. Pada akhirnya ada seorang Bhikkhu asli dari Indonesia bernama Ashin Jinarakkhita yang mengabdikan diri mengajarkan Buddha Dhamma. Pada tahun 1955 seorang hartawan pemeluk agama Buddha menghibahkan sebagian tanah miliknya. Kemudian pada tanggal 19 Oktober 1955 di tanah tersebut dibangun Vihara Buddhagaya dalam naungan Yayasan Buddhagaya.

Pada bulan Februari tahun 2001 mulai dibangun Gedung Dhammasala yang berfungsi sebagai tempat puja bakti, ruang samadhi dan sejenisnya. Sedangkan Pagoda Avalokitesvara yang terdiri dari tujuh tingkat dibangun pada bulan November 2004. 

Vihara Buddhagaya ini juga dikenal dengan nama Watugong karena ada sebuah batu alam asli disana yang menyerupai bentuk gong. Sangat unik sekali ya bisa berbentuk gong. Ini bukan pahatan manusia loh.

Watugong (batu berbentuk gong)

Pagoda Avalokitesvara di dalamnya terdapat patung Dewi Kwan Im  setinggi 5 m.

Lantai pertama Pagoda Avalokitesvara. Di teras ada beberapa patung Dewi Kwan Im. Ukiran kayu berbentuk naga dan lampion merah di langit-langit lantai pertama.

Wisata Malam Hari Ke Komplek Vihara Buddhagaya Watugong

Beberapa hari yang lalu, dalam perjalanan pulang saya melewati Vihara Buddhagaya Watugong. Sudah pernah kesini sebelumnya namun siang hari. Jadi penasaran ingin melihat suasana di malam harinya, seperti apa ya?

Setelah mengutarakan maksud kedatangan kepada seorang penjaga di gerbang masuk. Saya kemudian memarkir kendaraan di area parkir yang luas. Dan melangkahkan kaki yang lalu disambut dengan beberapa anak tangga. Di tempat yang datar diletakkan batu yang berbentuk gong. Didepannya ada sebuah gerbang putih yang dinamai Gerbang Sanchi. Menurut keterangan yang ada disana. Ini adalah replika sebuah gapura yang berada di depan Stupa Sanchi, India. Merupakan sebuah simbol penghormatan sebelum memasuki bangunan vihara.


Wisata malam hari di komplek Vihara Buddhagaya Watugong tentunya ada sensasi yang berbeda. Tempatnya gelap hanya sedikit penerangan. Sehingga cahaya lampu jadi terlihat indah. Cahaya lampu menyorot patung-patung maupun dari Pagoda Avalokitesvara. Melangkahkan kaki semakin kedalam, aroma khas yang berasal dari pendupaan tercium dengan kuat. Mencium bau harum seperti ini dipercaya bisa membantu membawa ke dalam suasana hening, sehingga bisa berdoa secara khusyuk.



Berbeda dengan di siang hari, di malam hari itu hanya terlihat beberapa orang yang sedang beribadah. Selebihnya, hanya beberapa orang pengunjung saja. Seorang gadis dengan teman wanitanya terlihat asyik dengan kamera DSLR. Mencari obyek yang menarik untuk dibidik. Sedangkan disudut lain dalam keremangan malam terlihat beberapa pemuda sedang duduk. Yang seorang masih saja memegangi kameranya.

Dalam keremangan malam, saya berusaha mendapatkan obyek menarik untuk dibidik dengan smartphone yang setia menemani saya, seperti patung Dewi Kwan Im yang ada di pelataran.

Patung Ddwi Kwan Im

Selanjutnya patung Buddha yang sedang duduk bersila dibawah pohon bodhi. Dan menurut cacatan Wikipedia, pohon ini ditanam pada tahun 1955. 

Patung Buddha di bawah pohon bodhi

Ada juga deretan tiga patung seperti foto di bawah ini. Namun sayang tidak ada keterangannya.


Dan patung-patung lainnya.



Inilah pengalaman saya berwisata di malam hari ke komplek Vihara Buddhagaya Watugong dengan Pagoda Avalokitesvara yang menawan dilihat itu.Tempatnya instagramable deh. Pantaslah kalau siang hari tempat ini banyak dikunjung orang selain dari mereka yang memang berniat untuk beribadah (helloiamaris.blogspot.com).