Hello I am Aris - Ada beragam alasan kenapa sebagian orang berniat memelihara hewan peliharaan dirumah. Bisa sebagai teman bermain, hiburan dan sebagainya. Ada banyak pilihan hewan yang menyenangkan untuk dipelihara, salah satunya adalah anjing.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, seekor anjing tinggal bersama kami dalam satu rumah. Bahkan sekarang telah kami anggap sebagai anggota keluarga sendiri. Tepatnya sebagai 'anak bungsu'. Karena sejujurnya saya agak sedikit takut dengan anjing. Selain itu, saudara kami pun banyak yang Muslim. Bagaimana kalau mereka jadi tidak nyaman ketika datang kerumah kami. Itulah argumen yang ada dipikiran saya dan istri.
Pengalaman istri semasa gadisnya pernah pelihara dua ekor anjing dalam waktu yang berbeda. Sangat menjadi pertimbangan. Sehingga ketika, Dennis, salah satu anak kembar kami ingin pelihara anjing, kamipun tak kuasa menolak. Sekarang dia sudah kuliah mau memasuki tahun ketiga. Keinginan punya anjing sudah pernah diutarakannya sejak dia masih di sekolah dasar (SD). Namun selalu kami tolak. Kasihan juga sih kalau teringat perkataan dia waktu itu.
Pada akhirnya momen bersejarah dalam kehidupan kami pun terjadi. Seorang teman dan pacarnya mengantarkan seekor anak anjing jantan imut berumur 6 minggu. Kami membelinya seharga Rp.200 ribu. Saya agak kaget juga. Kecil sekali puppy nya, kata saya dalam hati.
Delta usia 6 minggu |
Anak anjing itu akhirnya diberi nama 'Delta'. Kata Dennis sih biar serasi dengan David dan Dennis yang namanya diawali dengan huruf 'D'. Dan kami pun sependapat. Nama yang bagus dan juga mudah diucapkan.
Menurut pemilik sebelumnya, Delta lahir pada tanggal 23 Februari 2022. Kami mengadopsinya di awal bulan April tanggal 9. Ketika datang, baunya masih asli bau anjing yang masih menyusui induknya. Belum pernah dimandikan. Jalannya masih pelan dan agak sedikit bingung dengan suasana dan pemilik yang baru. Katanya sih jenis anjing persilangan.
Malam pertama Delta dilatih tidur didalam kardus bekas tempat air minum mineral yang dialasi kain dan ditutup atapnya dan dibuatkan pintu masuknya. Kami rasa cukup hangat dan nyaman, dan terlindung dari angin malam. Lalu 'kandang itu' ditaruh di teras belakang rumah. Sudah ditembok keliling jadi aman nggak bakalan kemana-mana.
Dan disediakan air minum dan makanannya di dekat 'rumah mungilnya'. Kata temannya Dennis yang sudah pengalaman piara anjing, setelah beberapa hari si anak anjing akan bisa beradaptasi. Semoga saja begitu harapan kami.
Namun malam itu Delta terus menerus menangis. Kasian juga sih melihatnya. Dia biasa tinggal dengan induk dan saudara-saudaranya yang lain. Namun sekarang harus tidur sendiri di lingkungan asing dan baru baginya. Namun saya percaya anjing salah satu binatang cerdas. Dan saya yakin dia bisa cepat beradaptasi.
Malam kedua, Delta masih terus menangis. Tak mau ditinggal sendirian di teras. Dia berusaha terus mencari jalan masuk kedalam rumah. Sampai tak kami duga dia bisa tercebur di kolam ikan. Untung saja istri saya dengar dan terbangun dan segera menolongnya. Tak tahulah kalau terlambat. Mungkin Delta sudah almarhum. Waktu itu jam dua dini hari. Bisa kebayang dinginnya. Delta langsung dikeringkan dengan handuk dan akhirnya tidur dengan Dennis di kamarnya.
Malam-malam berikutnya Delta kami pindahkan di garasi dan terkadang di teras belakang. Sedangkan mulai pagi sampai sebelum tidur malam boleh di dalam rumah. Tidur malam kami pun jadi tak teratur, jauh berbeda ketika kami belum pelihara anjing. Sehingga waktu istirahat pun jadi berkurang. Selain itu Delta suka suka bikin kotor rumah. Daun, ranting dan batu dia gigit-gigit dan dibawa masuk ke dalam rumah buat mainan. Sehingga rumah harus sering disapu dan di pel. Namun itulah konsekwensinya punya hewan peliharaan seperti anjing. Butuh sentuhan dan kasih sayang dan meluangkan waktu yang cukup untuk menemaninya bermain. Lama kelamaan, kasih sayang kami padanya semakin dalam. Dia sudah kami anggap sebagai anggota keluarga seutuhnya.
Ketika dia baru datang, makanan anjing kemasan yang dibeli secara online tak dia sukai. Mungkin karena terlalu keras, sedangkan rahang dan giginya belum terlalu keras. Namun untunglah Delta suka makan nasi yang dicampur dengan sup rebusan daging dan hati ayam. Makannya pun lahap, sehingga cepat sekali besar.
Toilet training tak mungkin diajarkan karena kedua kamar mandi di rumah kami klosetnya duduk. Delta pun kami latih untuk pipis dan buang air besar di tanah di halaman belakang rumah. Lalu kotorannya diambil dan dibuang ke kloset. Agar tubuhnya nggak bau dan sehat, istri saya memandikannya tiap dua hari sekali dengan sabun cair dan air hangat.
Sekarang Delta tidur bersama kami di kamar belakang yang pintunya menghadap ke teras. Kalo mau pipis dan pup dia keluar kamar dan berjalan pelan ke tanah sambil mengendus-endus. Kalau kami sedang tidur dan pintu di kunci, dia membangunkan kami. Malam sebelum saya tidur, Delta yang sudah tidur saya angkat dan suruh kencing dulu di halaman belakang. Dan sekarang dia sudah bisa menahan kencing sampai keesokan harinya sekitar jam 4 dan jam 5.
Baca juga : Suka Duka Pelihara Kucing Kampung
Punya seekor anjing sebagai hewan peliharaan, suasana rumah semakin hangat. Walaupun sangat jarang sekali Delta menggonggong, namun sangat menyenangkan sebagai teman bermain di rumah. Saya lempar bola karet, dia lari mengejar dan menggigitnya dan mengembalikannya ke saya, dan meminta untuk mengulangi hal yang sama. Kadang juga dengan botol air mineral yang kosong. Sungguh asyik sekali seperti memiliki boneka yang hidup.
Tentunya masih banyak keseruan maupun repotnya memiliki anjing yang tak bisa diceritakan semuanya pada artikel kali ini. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat bagi kalian. Salam buat sesama pecinta anjing.