Kejahatan Meningkat Ketika Pandemi COVID-19 Diberitakan Menurun



Jadi teringat ketika seorang wanita mengatakan padaku sekitar pertengahan atau akhir bulan kemarin. Katanya, sekarang yang ditakutkan masyarakat bukannya virus Corona, melainkan tingkat kejahatan yang meningkat.


Jujur saja, waktu itu aku kurang begitu tertarik dengan topik tersebut. Mungkin waktu itu, pikiranku lebih tertuju kepada pertanyaan dihati kapan pandemi virus corona ini cepat berakhir. Toh aku tetap saja menyimak apa yang dia bicarakan.

Aku kembali teringat perkataan wanita itu ketika sesuatu terjadi di sebelah rumah kami. Sehingga jikalau bertemu dengan wanita itu lagi, kuingin bercerita tentang apa yang terjadi di rumah tetangga sebelah.

Kekuatiran sebagian besar masyarakat pasca dikeluarkannya puluhan ribu napi sangat masuk akal. Walaupun dalih tuk menghindari penyebaran virus corona di lapas pun cukup masuk akal. Ya sesuatu yang sangat dilematis. Namun pertanyaannya, apakah sudah diperhitungkan dengan matang akibat buruknya.

Bukan bermaksud menuduh terhadap siapa pelakunya. Namun masuknya tiga orang lelaki di warung tetangga sebelah, tentu saja kedatangan mereka tak diundang ya, cukup membuat kita harus lebih berhati-hari. Karena teror yang sekarang menjadi berita hangat adalah meningkatnya kejahatan. 

Bersyukur Sang Pencipta masih melindungi mereka sekeluarga. Satu ibu, satu anak perempuan dan dua orang cucunya, satu laki-laki dan kakaknya perempuan. Mereka masih duduk di bangku sekolah SD dan SMP. Tak ada lelaki dewasa di rumah itu.

Mereka berjualan buah-buahan, beras, gas LPG kecil dan lainnya. Aku kurang begitu tahu lainnya apa, tapi masih barang-barang kebutuhan sehari-hari atau sembako. Karena yang biasa belanja disana istri, dia tentunya yang lebih tahu. Di warung itu pun ditaruh sebuah sepeda motor.


Aku tak akan bercerita terlalu detail, entar yang baca artikel ini bosan kalau terlalu panjang hehehe. Intinya ibu tetangga sebelah mendengar suara mencurigakan diwarungnya. Waktu itu hari kamis tanggal 7 yang lalu dinihari sekitar jam 1.30.  Waktu itu masih hujan gerimis.

Ibu tetangga itu mendengar angsanya bersuara. Lalu dari balik jendela Kamar dia melihat tiga orang, spontan dia teriak maling!!...maling!!. Tiga tamu tak diundang dan tentu saja tak diharapkan kehadirannya langsung terbirit lari naik lewat celah-celah teras dan warung. Dua orang katanya lari ke arah depan ke jalan raya sedangkan yang seorang lagi naik ke atap terus lompat turun di kebun belakang dan menghilang.

Para tetangga yang mendengar teriakan maling langsung berhamburan keluar. Nggak terlalu banyak juga sih. Karena posisi rumah pun saling berjauhan. Aku tak menghitung jumlah orang yang datang . Sepuluh orang mungkin ada. Yang Aku lihat mereka ada yang bawa tongkat dan parang.

Kami berempat, termasuk anak istri, waktu itu belum tidur. Aku sih dengar ada suara aktifitas orang di jalanan Karena aku kebetulan waktu itu sedang berada di bagian tengah rumah. Aku pikir suara orang ronda perumahan depan rumah. Eh ternyata pencuri, yang mungkin bisa merampok atapun melukai pemilik rumah. Ternyata mereka masuk ke warung naiknya lewat tembok rumah kami. Apakah para pelakunya yang lari menghilang juga turut teriak maling ya?