Susu Sapi Segar, Sisa Kesejukan Kota Salatiga


Image source: Pixabay.com


Helloiamaris - Di daerah pedesaan dipinggiran kota mungil Salatiga, beternak sapi perah merupakan hal yang umum dilakukan oleh sebagian warga desa yang pastinya mempunyai lahan yang cukup luas untuk ditanami rumput sebagai pakannya dan terutama kecintaan untuk beternak hewan mamalia ini juga sebagai faktor penentu, dan sapi perah merupakan pilihan populer yang hasilnya bisa rutin dinikmati dari penjualan susu sapi segar.


Pada masa kolonial Belanda, Salatiga dijadikan tempat peristirahatan oleh para menir  dikarenakan tempatnya yang strategis diantara dua kota besar, Semarang dan Surakarta atau yang lebih populer dengan sebutan Solo dan juga karena udaranya yang sejuk. Namun kesejukan itu sekarang telah dirampas oleh keangkuhan bangunan rumah maupun gedung dan bisingnya kendaraan yang semakin tahun terlihat semakin bertambah banyak. Hawa sejuk dan udara segar semakin mahal harganya. Hanya merupakan suatu anugrah yang dimiliki oleh orang yang tinggal di pingkiran kota atau pedesaan. Sedangkan sisa-sisa kolonial Belanda berupa bangunan bersejarah tinggal segelintir saja yang hampir tak terlihat lagi sedangkan yang lainnya berubah menjadi bangunan baru dengan dalih keindahan tata kota. Sehingga buku sejarah kota Salatiga tempo dulu tak keliru sebagai sarana terbaik bernostalgia ke masa lalu.

Untunglah budaya mewariskan tanah leluhur masih terus dijalankan, terutama di daerah pedesaan sehingga pepohonan pun bebas menjulang tinggi nan rimbun dan akarnya tak perlu beradu kuat dengan kokohnya pondasi batu rumah yang menghimpit. Namun sanggupkah semua ini bertahan lama jika rayuan lembaran uang merah menggunung dari developer perumahan sudah di depan mata? Entahlah.

Hijaunya rumput gajah pakan sapi yang terhampar di lahan-lahan yang jauh dari rumah tinggal diselinggi dengan pepohonan sengon, tanaman buah-buahan dan kopi sungguh menyejukkan mata dan menentramkan hati.

Susu sapi segar, iya susu sapi segar itulah yang tetap tak berubah yang merupakan bagian dari ciri khas kota mungil Salatiga. Beternak sapi penghasil susu sudah menjadi tradisi di daerah pedesaan sejak dulu yang sanggup menopang perekonomian rakyat secara mandiri. Satu ekor sapi perah bisa menghasilkan 3 sampai 5 liter susu setiap hari dengan harga jual per liternya Rp.7000. Kelezatan segelas susu sapi menandakan bahwa masih ada hawa sejuk di kota ini. Selama masih ada yang beternak sapi, tentunya masih ada daerah yang disebut desa yang senantiasa memberikan kesejukan dan kedamaian.