Image source: Pixabay.com |
Helloiamaris - Setiap orang dikaruniahi lidah untuk mengecap bermacam rasa seperti manis, asin, pahit, pedas, dan asam. Jadi bisa dibayangkan kalau seandainya lidah hanya bisa merasakan satu rasa atau hanya sebagian rasa saja yang tentunya kenikmatan makan jadi berkurang karena rasa suatu masakan akan monoton tanpa ada variasi lainnya. Banyak yang menyukai rasa manis karena banyak makanan enak berasa manis. Bagaimana dengan rasa pahit, apakah anda menyukainya?
Rasa pahit yang alami identik dengan pare, daun papaya dan brotowali yang sering dikonsumsi orang sebagai makanan sehari-hari maupun pelengkap jamu yang dipercaya bisa untuk meningkatan kesehatan maupun meredakan gangguan suatu penyakit. Jika ingin ditambahkan, masih ada banyak lagi rasa pahit alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun buah dan biji, namun saya hanya ingin fokus ke pare atau peria, salah satu sayuran favorit saya, yang cocok untuk ditumis, terlebih lagi jika dicampur dengan ikan teri dan irisan cabai yang akan menghasilkan kombinasi rasa sempurna nan lezat, pahit, asin dan sedikit pedas. Cuma jadi dilematis kalau istri terlalu sering masak tumis pare. Kenapa sih khan rasanya enak dan harganya juga murah? Toh kalau harganya lagi naik, masih terjangkau lah, tidak sampai mahal sekali. Iya sih anggapan itu benar, kami berdua sangat menyukainya, namun kendalanya anak kembar cowok kami tak menyukainya. Jadinya masaknya kadang-kadang saja atau lebih tepatnya sangat jarang, cuma pas kangen rasa pahitnya pare yang terbayang terus. Hiks kenapa sih kedua cowok itu tak suka pare.
Selain ditumis pare juga nikmat untuk campuran siomay sehingga menambah sensasi rasa yang berbeda ketika bumbu kacang yang manis bercampur dengan saos tomat maupun saos cabai pedas disiramkan diatasnya, rasa pahitnya bisa menetralisir rasa manis sehingga perut jadi terasa lebih nyaman.
Jenis sayuran berwarna hijau yang merambat dan bentuknya panjang meruncing di ujungnya dengan kulitnya yang bergerigi ini dulu pernah saya tanam waktu masih anak-anak di Purwokerto. Mudah sekali menanamnya. Pare yang sudah masak yang buahnya berubah warna menjadi kuning atau oranye, bijinya diambil dan disebarkan begitu saja di halaman belakang rumah dan ternyata tumbuh dengan mudah. Ibu saya sampai bosan memasaknya hingga banyak pare yang terlalu masak jatuh dari pohonnya.
Banyak orang yang percaya, bahan makanan alami yang berasa pahit cenderung memberi manfaat positif bagi kesehatan. Apa anggapan itu benar? Yuk kita simak apa kata Wikipedia. Pare yang dinegara Jepang, Cina dan Korea telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal atau jamu berkasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan, merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, obat pencahar bahkan juga sebagai obat malaria. Hebatnya lagi kandungan beta-karoten dikatakan dua kali lebih banyak daripada brokoli sehingga dipercaya bisa untuk mencegah penyakit kanker juga bisa untuk mengurangi resiko penyakit jantung maupun infeksi virus.
Bagaimana dengan anda, apakah penghobi sayuran pahit seperti pare ini? Yuk berbagi pengalaman di kolom komentar di bawah. Trimakasih.