Tak Hanya Bikin Makanan Lezat, Keju Juga Bikin Adiktif


Image source - Pixabay.com

Arisarmu's Stories - Coba dihitung seberapa banyak makanan favorit anda yang bahan pembuatannya ditambah dengan keju. Jika banyak, bisa dikatakan anda penghobi produk makanan yang terbuat dari susu ini.


Keju sekarang bukan monopoli makanan orang kulit putih saja, namun orang Indonesia yang berkulit coklat atau gelap pun menyukainya. Selain manisnya coklat yang banyak disukai, keju pun juga tak kalah banyak penggemarnya yang terbukti dengan banyaknya makanan dengan tambahan keju yang mudah kita jumpai, seperti kue-kue kering. Siapa sih yang nggak suka kastengel  maupun nastar  yang ditaburi keju parut, roti isi keju, pizza maupun topping untuk roti dan kue. Tidak ada lagi istilah orang desa identik dengan makan singkong maupun orang kota yang makan keju, karena telah lama ada kolaborasi antara keduanya yang melahirkan singkong goreng rasa keju nan lezat yang digemari banyak kalangan.

Sebagai makanan yang kaya akan nutrisi, keju mengandung 10 - 30 % protein, 40 - 50 % lemak, kalsium, fosfor, seng, vitamin A dan vitamin D. Jadi banyak zat-zat gizi dalam susu bisa kita dapatkan pada keju.

Sebagai makanan olahan yang terbuat dari susu sapi, domba, kambing atau onta, keju memberi tekstur yang lembut dan rasa yang gurih pada makanan sehingga disukai baik oleh anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Kebanyakan keju pada dasarnya terbuat dari bahan yang sama; susu (biasanya) yang sudah dipasteurisasi terlebih dahulu untuk membunuh mikroba pembusuk, lalu ditambahkan bakteri asam laktat dalam proses fermentasi yang akan memakan laktosa yang terkandung di dalam susu, kemudian ditambahkan rennet  yaitu enzim yang membantu protein susu membeku lalu mengikat bersama menjadi dadih  atau gumpalan susu ketika keasamannya meningkat. Ketika dadih  terbentuk, yang tersisa adalah cairan yang disebut whey. Dadih  kemudian dipanaskan dan dipotong. Pada akhirnya anda mendapatkan banyak dadih yang dikemas dan menua menjadi keju.

Kenapa keju berasa asin? Kebanyakan keju mengandung garam, karena garam sebagai penguat rasa keju dan dibutuhkan untuk mempercepat mengeringnya dadih  juga berfungsi sebagai pengawet. Namun garam yang digunakan tidak mengandung yodium karena zat ini malahan akan memperlambat  proses pembuatan keju. Jadi jika keju yang anda gunakan keras dan asin berarti mengandung lebih banyak garam sedangkan keju yang lembut mengandung sedikit garam.

Image source - Pixabay.com


Keju ada banyak jenisnya seperti mozzarella yang lembut dan meleleh sebagai topping menambah nikmat rasa pizza, juga lezatnya spaghetti setelah ditambah parutan keju cheddar. Bikin anda ketagihan dan ingin sering menyantapnya. Mungkin anda saat ini telah kecanduan atau adiktif dengan kandungan senyawa yang ada di dalam keju sehingga ingin lebih sering mengkonsumsinya dengan mencampur keju dalam menu anda.

Pendiri The Physicians Committee for Responsible Medicine, Neal Bernard, mengatakan bahwa casomorphins di dalam keju yang merupakan senyawa morfin turunan dari kasein  mempengaruhi resepsor dopamin yang bisa memicu elemen adiktif.

Namun anda tak perlu kawatir, selama keju dikonsumsi dalam batas yang wajar dan tidak berlebihan, kecuali anjuran dokter untuk menghindarinya. Keju dengan kandungan nutrisinya yang banyak bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh jasmani dan juga menambah kelezatan masakan, roti maupun kue favorit anda.




Referensi:

1. Keju
     https://id.m.wikipedia.org

2. Mengenali Beragam Manfaat Keju Bagi Kesehatan
    https://amp.kompas.com

3. Kenapa Keju Asin?
     https://bobo.grid.id

4. Keju Bisa Bikin Kamu Ketagihan
     https://www.cnnindonesia.com

5. White People Love Cheese
     https://m.ranker.com

6. Science-backed answers to question about cheese
     https://www.businessinsider.com