Pengalaman Cara Berhenti Merokok, Butuh Niat Kuat Agar Berhasil

Image via Pixabay.com

Mungkin ada diantara kalian yang telah berkali-kali mencoba berhenti merokok, tapi tak pernah atau belum berhasil. Tapi jangan putus asa, jika terus dicoba dan punya niat kuat, pasti akan berhasil.

Sebagai seorang mantan perokok, entah kenapa saya sekarang tak suka mencium bau asam rokok. Bukannya saya membenci orangnya. Saya hanya tidak suka dengan aroma asap rokok. Terlebih jika seorang perokok dengan santainya merokok di sebelah saya.

Baju yang saya kenakan akan berbau asap rokok, walaupun saya sendiri tidak merokok. Sangat tidak adil kan. Apalagi kalau itu terjadi setelah tak lama mandi. Seperti sia-sia kan, bau wangi sabun mandi langsung tergantikan dengan bau yang tak saya sukai. Mungkin saja kalian pun akan sependapat jika mengalami hal yang sama.



Selain itu, perokok pasif dikatakan mempunyai resiko yang jauh lebih besar ketimbang perokok aktif. Mereka yang berbuat, namun orang yang lain yang bukan pecandu yang juga turut menanggung akibat negatifnya. Sangatlah tidak adil jika keadaan ini terjadi.

Anehnya lagi, si perokok dengan entengnya menyalakan rokoknya walaupun ada orang disekitarnya yang tak merokok. Memang ada yang bertindak sopan dengan meminta izin terlebih dahulu. Bolehkah saya merokok disini, katanya. Ya tentu saja biasanya orang yang di sebelahnya tak enak untuk mengatakan tidak. 

Namun apakah hal tersebut juga bisa dilakukan oleh orang-orang yang bukan perokok. Jika mereka memasuki ruangan yang ada seseorang atau beberapa orang yang sedang merokok lalu dia mengatakan hal yang sebaliknya. Bolehkah saya tidak mencium bau asap rokok diruangan ini? Kedengaranya aneh sekali kan?

Sebenarnya pasti ada diantara mereka yang ingin berhenti merokok. Berhenti dari ketergantungan yang menurut anggapan sebagian orang tidak baik. Perdebatan yang tak ada habisnya jika membahas tentang keuntungan dan kerugian industri rokok di negri tercinta ini. Rokok dikatakan telah menghidupi banyak keluarga. Namun disisi lain, banyak penyakit yang ditimbulkan karena kebiasaan merokok.


Saya tak akan membahas tentang keuntungan maupun kerugian rokok dari sisi ekonomi. Harga rokok perbungkusnya semakin bertambah mahal, mengikuti pajak dan cukai yang telah ditetapkan oleh pemerintah.



Dulu saya pernah kecanduan rokok, sehari minimal satu bungkus, terkadang bisa sampai dua bungkus jika sedang asyik bermain catur. Kebiasaan merokok tersebut yang dibenci oleh seorang gadis cantik yang pernah ada dihati ini. Sang mantan sewaktu di Purwokerto hehehe. Namun waktu itu saya tak menghiraukannya. Tetap saya merokok ketika tak sedang bersamanya. 

Ya waktu itu lingkungan pergaulan lah yang menyebabkan saya menjadi perokok. Kebiasaan yang berlangsung cukup lama. Mulai agak sering merokok ketika SMP. Itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi, Kebiasaan yang berlanjut sampai SMA, semasa kuliah di Semarang dan sampai lulus tetap tak bisa berhenti.

Bukannya tak pernah berhenti berusaha, namun beberapa kali mengalami kegagalan. Pernah waktu di Semarang sudah bisa berhenti selama dua atau tiga bulan. Itu bukan waktu yang aman karena tubuh belum sepenuhnya terbebas dari  pengaruh nikotin. Sehingga masih menyimpan dorongan untuk bisa menikmati sensasi menenangkan dan menyenangkan. Namun tentunya tak sebanding dengan efek negatifnya yang berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau dan bahan tambahan lainnya.

Masih terekam di otak ini kenapa waktu itu saya gagal dan siapa yang menggagalkannya. Biasa lah teman yang jadi gangguan terberat. Dia merasa terancam jika saya berhenti merokok. Saya sebagai sarana dia meminta rokok jika sedang kehabisan, demikian sebaliknya jika saya sedang kehabisan rokok dan belum sempat beli.

Teman yang saat ini sudah almarhum, waktu itu dia punya cara untuk menggoda sampai saya kembali merokok lagi, Ketiga dia menyadari saya tak merokok agak lama. Dia merokok disamping saya sambil mengekspresikan betapa nikmatnya rasa rokok itu. Itu sekilas kenangan pada seorang sahabat yang telah berpulang.

Waktu itu walaupun masih gagal, saya tetap punya keyakinan suatu saat akan berhenti merokok. Itu mungkin yang turut mempengaruhi batin bawah sadar saya. Tak ingin terus-menerus sepanjang hidup dikuasai oleh rokok. Dan cara berhenti yang paling ampuh, adalah berhenti total, tidak dengan cara mengurangi.



Saya masih ingat ketika menghisap batang rokok terakhirku. Waktu itu di bandara Soekarno - Hatta. Sebelum berangkat ke Hobart, Tasmania. Kepada almarhum bapak yang turut mengantar, saya cuma bilang akan berhenti merokok, namun saya ingin menikmati rokok tuk yang terakhir kalinya.


Sebulan pertama di Hobart merupakan waktu yang sangat berat bagi saya. Tidur malam sering gelisah, berkeringat dingin, bahkan sering mimpi. Di dalam mimpi-mimpi tersebut, saya merasa sedang merokok. Bangun tidur, badan terasa tak enak dan kepala sering pusing. Untunglah saya bawa obat sakit kepala andalan dari tanah air. Cukup bisa mengatasi keadaan saat itu.

Ada dua hal yang turut membantu keberhasilan saya berhenti merokok. Pertama harga rokok di luar negeri mahal, dan yang kedua budaya orang Australia yang tak pernah menawari orang lain untuk merokok, itu setahu saya. Mereka pun juga tak pernah memaksa orang lain untuk merokok. 

Selain itu, perokok disana sangat sedikit. Mereka yang merokok pun seperti malu-malu. Di luar gedung mojok, jauh dari mereka yang tak merokok. Sehingga asapnya tak sampai tercium oleh mereka yang bukan perokok. Apalagi larangan merokok di beberapa fasilitas umum sangat dipatuhi.

Setelah melampaui satu bulan yang sangat berat. Akhirnya dengan beragam kesibukan, saya sudah mulai melupakan rokok, tak pernah lagi bermimpi merokok. Trimakasih Tuhan, akhirnya sampai sekarang saya tetap bisa berhenti merokok. Tak pernah ada keinginan untuk merasakannya lagi.

Kesimpulannya untuk bisa berhenti merokok. Pertama harus punya niat yang kuat. Berhenti total tak usah ragu-ragu, karena mengurangi rokok tak akan bisa menghentikan kebiasaan merokok. Jauhi teman-teman yang suka menawari rokok. Ini bukan membenci orang tersebut ya, hanya menghindari asap rokok itu. Dan banyaklah beraktifitas sehingga bisa melupakan niat untuk merokok. 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. (helloiamaris.blogspot.com)