Di lingkungan tempat tinggal kami, sesuai kesepakatan pertemuan dan arisan bulanan dimulai tiap tanggal 10. Namun ini tidak mutlak, tergantung dari kesiapan si tuan rumah, bisa maju maupun mundur beberapa hari. Lalu apa sih yang dibahas? Yuk kita simak artikel berikut ini.
Setelah mengatur waktu, akhirnya saya bisa mengadiri pertemuan rutin bapak-bapak di lingkungan kami tinggal. Lumayan tidak terlalu terlambat. Sekitar setengah jam dari undangan yang dimulai jam 19.30. Sudah banyak yang hadir, namun masih belum dimulai, sebagian masih menyelesaikan iuran bulanan.
Terkadang perasaaan tidak enak timbul ketika datang terlambat. Namun syukurlah para tetangga baik hati, mereka masih memaklumi karena pekerjaan yang saya jalani dimulai siang hari dan berakhir sampai malam hari. Biasanya sampai jam 21.00.
Jika waktu dan harinya memungkinkan, saya berusaha untuk datang tidak terlambat. Pada hari jumat tanggal 9 Agustus ini, pertemuan dan arisan RT selesai lima menit sebelum jarum jam menunjukkan pukul 21.00. Biasanya paling lama sampai jam 21.30.
Wilayah RT kami memang agak membingungkan karena letak geografisnya yang berjauhan. Rumah kami yang paling ujung kedua menghadap jalan raya (arah barat). Diseberang jalan sudah wilayah perumahan dan beda RW. Untuk menuju ke lokasi pertemuan RT saya harus melewati 8 rumah, 3 kebun kosong dan dua gudang besar. Baru tiba di lingkungan rumah-rumah namun bukan perumahan. Sedangkan warga lainnya masih ada beberapa rumah terus keselatan. Dan diseberang jalannya ada perumahan yang masuk wilayah RT kami.
Pasti pusing kan mendengarnya? Saya yang merangkai kata-katanya juga pusing kok hehehe. Jadi intinya begini, rumah kami terisolasi dari tetangga lainnya. Samping kanan penjual pisang, sedangkan sebelah kiri rumah besar, depannya kebun kosong wilayah perumahan. Jadi pertemuan dan arisan bulanan RT merupakan saat terbaik saya untuk bisa bertegur sapa dengan para tetangga satu RT.
Sekitar 40 kepala keluarga dalam satu RT kami. Itu kalau saya tidak salah hitung loh hehehe. Dan seperti pertemuan RT pada umumnya. Dibuka dengan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Terus sambutan-sambutan dan pengumuman keuangan serta yang mendapat arisan hari itu. Kami warga mendengarkan sambil menyantap hidangan yang disediakan oleh si tuan rumah.
Warna sari biasanya diisi dengan informasi terbaru, bisa dari kelurahan ataupun keluhan warga yang perlu diketahui bersama, dan mencarikan solusi yang terbaik. Namun untuk bulan Agustus biasanya membahas persiapan untuk malam tirakatan, berupa renungan dan syukuran menyambut HUT RI ke 74.
Acara ini akan dilaksanakan pada hari jumat tanggal 16 Agustus. Kerja bakti kebersihan lingkungan dan pengecetan jalan serta pemasangan umbul-umbul sudah dilakukan. Tinggal kerja bakti terakhir menata panggung hiburan.
Kalau urusan hiburan, siap-siaplah pecinta musik pop untuk lagi-lagi mengalah. Kok bisa sih? Berdasarkan pengalaman yang terdahulu. Bagi sebagian warga, malam tirakatan tak akan meriah tanpa diiringi Orkes Melayu atau irama musik dangdut dari seorang solo organis sewaan beserta biduannya dengan dandanan khas mereka.
Bagi yang tak tertarik tetap memilih diam dalam pertemuan RT, sehingga mungkin selama ini dianggap setuju, atau mungkin juga dipaksa untuk setuju. Saya pun tak tahu lah. Namun ketika hiburan musik dangdut dan campursari dimulai, mereka mlipir pada pulang kerumah masing-masing hehehe. Kalau saya biasanya asyik main catur sama tetangga saya yang orang Batak. Kalau nggak kuat dingin atau bosan menang terus-terusan (sombong dikit boleh khan hehehe), baru saya ikut mlipir pulang meninggalkan sebagian yang masih asyik berjoged. (helloiamaris.blogspot.com).