Begini Rasanya Ketika Seorang Blogger Sakit Tapi Tetap Menulis

Image via Pixabay.com

Penyakit bisa menyerang siapapun juga tak terkecuali ke seorang blogger. Lalu apakah aktifitas ngeblog berhenti? Jawabannya tidak. Walaupun terasa lebih berat, namun aktifitas menulis bisa tetap berjalan.

Atas nama profesi atau sekedar hobi yang cukup lama ditekuni, menulis merupakan aktifitas rutin seorang blogger atau narablog. Sehingga amatlah wajar jika suatu saat seorang narablog jatuh sakit. Keadaan sakit pun bisa dibagi lagi dengan berbagai tingkatan. Biasa, sedang, agak berat dan berat.

Ketika di artikel sebelumnya saya menulis tentang cara mengatasi kehilangan ide bagi seorang narablog. Kali ini bagaiman jika dalam kondisi tubuh tidak sehat namun masih bisa beraktifitas. Yaitu menulis artikel seperti hari-hari sebelumnya, ketika dalam kondisi tubuh sehat.


 Sebenarnya saya tidak mempunyai target apapun. Tidak harus saya menulis satu artikel per hari. Namun jika memungkinkan saya akan tetap update artikel secara rutin. Tetapi saya tak ingin membebani diri saya dengan target yang berat. Saya ingin aktifitas ngeblog bisa terasa menyenangkan.

Rasa nyaman sangat perlu agar tidak sampai mengalami kejenuhan. Ketika rasa jenuh sudah datang dan membelit ketat. Bisa diprediksikan blog yang awalnya merupakan kesayangan akan diabaikan. Saat menulis artikel ini, saya dalam keadaan tidak fit atau tidak sehat. Ini sudah berlangsung selama lima hari, namun saya tetap melakukan aktifitas pekerjaan saya seperti biasanya.


Berawal dari hari sabtu siang minggu kemarin. Rencana untuk jalan-jalan sore sambil berolahraga terpaksa gagal ketika badan terasa meriang. Sehingga berimbas dengan batalnya meliput lomba voli cawuk dan lomba anak di lingkungan RT dalam menyambut HUT RI pada hari minggunya.

Hari sabtu malam sudah terasa agak demam, pada hari minggunya pun masih sama. Mungkin karena udara yang sedang dingin sekali. Ini pengaruh dari anomali cuaca yang sedang berlangsung sampai saat ini, pikirku.



Ketika hari selasa pagi setelah bangun tidur, gusi sebelah kiri bawah bengkak. Saya jadi tahu inilah penyebab demam yang saya alami. Sebenarnya tidak terlalu tingga amat menurutku. Namun setelah terpapar udara dingin tubuh jadi menggigil kedinginan.


Saya tidak pernah punya riwayat sakit gigi. Tak ada gigi yang berlobang. Pernah sih mengalami sariawan di bagian gusi, namun tidak menimbulkan bengkak seperti saat ini. Jadi ini saya anggap yang paling berat. Sakitnya sampai menjalar ke kepala bagian kiri. Tentunya saya minum obat untuk mengatasi permasalahan ini.

Aktifitas saya yang pergi bekerja motoran kesana-kemari pun nampaknya menjadi penyebab lamanya proses penyembuhan. Namun saya tidak menyesalinya karena merupakan sesuatu yang harus dijalani tanpa perlu mengeluh.

Awalnya ketika mau memulai artikel ini, badan saya terasa kurang enak ketika jam 21.30 sampai kerumah. Tentunya merasa kedinginan dan gusi yang bengkak terasa sakit. Namun saya tak mau larut dalam keadaaan. Setelah istirahat sejenak. Kududuk di kursi dan kunyalakan laptop. Mulailah menulis artikel ini. Trimakasih dan ungkapan syukur kuucapkan kepada Sang Khalik. Badan terasa lebih enakan berbarengan dengan selesainya artikel ini. Semoga besok jauh lebih baik (helloiamaris.blogspot.com).