Bayar Sekali Makan Pizza Hut Sepuasnya - All You Can Eat, Memori Masa Lalu


Image via Pixabay.com

Bagi yang doyan makan dan perutnya bisa menampung banyak, makan di restaurant all you can eat bisa sekali-kali dicoba.

Postingan kali ini berlabel Tasmania. Sekedar mengenang memori masa lalu ketika kuliah selama dua tahun di Hobart, Tasmania. Sebuah negara bagian terkecil berbentuk pulau di ujung selatan negeri Kangaroo.  Banyak kenangan manis tersulam disana. Sebagian yang masih bisa ku ingat telah kutulis di blog ini.

Menulis merupakan salah satu cara terbaik untuk merekam suatu kejadian. Jika ingatan masih segar mudah untuk merangkai alur ceritanya. Namun akan sebaliknya jika terlalu lama mengendap di kepala.

Sehingga kucoba tuk menyusun potongan-potongan kata yang terserak dalam ingatan menjadi rangkaian kalimat yang bermakna. Tidaklah mudah namun masih mungkin tuk bisa terangkai, walaupun tak terkumpul semua. Namun secara garis besar pesan dari sebuah cerita masih bisa tersampaikan.

Baca juga: Sekilas Tentang Hobart, Kota Kenanganku


Makan bukan sekedar untuk bertahan hidup maupun rutinitas keseharian. Walaupun kenyataannya punya makna dasar yang sama yaitu agar tetap bisa menjaga kelangsungan hidup. Aktifitas makan pun bisa menjadi sebuah petualangan yang menarik plus menantang.

Restoran dengan konsep all you can eat menawarkan tantangan bagi anda yang doyan makan banyak. Cukup membayar satu kali dan anda bisa makan sepuasnya. Sebanyak mungkin yang bisa ditampung di dalam perut anda. Ada restoran yang memberi aturan untuk bisa makan sepuasnya dalam durasi waktu tertentu.

Aku pun pernah mengalami makan di restoran yang mengusung konsep all you can eat. Namun waktu itu seingatku tak dibatasi waktu karena begitu santai tak terburu-buru namun juga harus tahu diri. Jika sudah kenyang sekali dan perut sudah tak muat lagi, ya tinggal pulang. Kecuali kalau sudah tidak punya rasa malu lagi. Tapi tak ada yang begitu setahu aku.

Waktu aku berada di Hobart, dua kali makan di Pizza Hut yang mengusung tema all you can eat. Yang pertama kali dengan kakak laki-lakiku dan keluarga kecilnya dan kedua kalinya dengan teman-teman dari Hongkong dan Taiwan.

Ketika memasuki restoran tersebut, pertama kali yang ditanya oleh pelayan restoran adalah minumannya. Mau pesan minuman apa? "tanya pelayan". Saya pun menjawab tidak pakai minum, saya sudah bawa air putih sendiri. Ini untuk menghemat uang dan sudah biasa dilakukan oleh banyak mahasiswa yang sedang study di sana.

Baca juga: Susahnya Mendapat Pekerjaan di Negeri Orang


Di Australia tidak ada orang yang menertawakan atau pun meremehkan jika kita tidak memesan minuman. Bukanlah budaya mereka merendahkan orang lain. Selanjutnya membayar di kasir. Seingatku satu orang membayar AUD 7,5 yang kalau dirupiahkan sekitar Rp.73,500.

Dengan sajian buffet service, bermacam pizza sudah tertata. Tinggal mengambil sendiri sesuai selera. Aku ambil sepotong dan menaruhnya diatas dessert plate lalu berjalan menuju ke meja dan memakannya. Setelah habis mengambil lagi dan seterusnya sampai perut tidak kuat menampung lagi. Sampai benar-benar kekenyangan.

Pelayan Pizza Hut selalu mengecek dan menambahkannya jika sajian pizza hampir habis. Dan seingatku tak ada pemberitahuan untuk selesai makan dalam durasi waktu yang sudah ditentukan.

Aku ingat seorang teman perempuan dari Hong Kong. Dia bilang padaku untuk tidak makan pinggiran pizza yang keras agar supaya tak cepat kenyang. Benar juga sih pikirku waktu itu dan aku pun menuruti nasihatnya.

Kesimpulannya, makan di Pizza Hut yang mengusung konsep all you can eat bisa membuatku merasa super kenyang dan puas makan pizza. Sehingga malam harinya aku menghilangkan makan malamku karena perut masih terasa kenyang.

Selama enam bulan sejak saat itu aku tak tertarik dan tak berselera makan pizza lagi. Bahkan lihat iklan pizza perutku jadi terasa enek. Bukti bahwa waktu itu aku terlalu rakus makan pizzanya hehehe (helloiamaris.blogspot.com).