Helloiamaris - Bagi anda yang gemar nongkrong di kedai kopi pastinya sudah tidak asing lagi dengan Indian Chai Tea yang nikmat diminum hangat maupun dingin.
Indian Chai Tea adalah minuman yang terbuat dari black tea, gula kelapa, susu segar dan rempah-rempah. Mengutip dari thespruceeats.com, minuman ini memiliki sejarah panjang yang konon mencapai ribuan tahun. Pada awalnya tidak menggunakan daun teh dalam pembuatannya. Dikenal hanya sebagai minuman manis, dengan susu yang diberi rempah-rempah yang bermanfaat untuk meredakan gangguan tubuh ringan.
Masih menurut thespruceeats.com, ketika di tahun 1835 Inggris membuka perkebunan teh di Assam, India. Daun teh mulai ditambahkan dalam ramuan pembuatan Indian Chai Tea. Namun tidak mendapatkan respon yang positif dari masyarakat India setempat karena sebagai komoditas ekspor, harga teh sangat mahal dan tak terjangkau oleh penduduk lokal.
Namun sekarang Indian Chai Tea sudah menjadi minuman yang sangat populer di seluruh dunia dengan semakin banyak penikmatnya karena mempunyai rasa yang unik dengan aroma herbal dan rasa khas rempah-rempah sehingga bisa menghangatkan tubuh. Mengacu pada pengalaman waktu dulu bekerja di sebuah Warung Kopi Espresso di Ubud, Bali. Kurang lebihnya cara pembuatannya begini: Tuang air kedalam panci dengan beberapa teh celup, jahe, kayu manis, merica hitam dan cengkeh lalu direbus. Ini seperti ketika membuat jamu sampai air berkurang. Dalam penyajiannya, gula cair disajikan terpisah jadi kemanisannya bisa disesuaikan dengan selera tamu. Sedangkan penambahan susu mengikuti pesanan karena ada juga yang tak suka dicampur dengan susu. Ternyata Indian Chai Tea dingin lebih banyak disukai.
Setiap negara, daerah maupun kedai kopi punya resep masing-masing dalam meracik minuman tradisional ini. Ketika saya di Gili Air, Lombok. Saat makan siang di warung saya memesan mie goreng dan Original Indian Chai Tea. Minuman dingin ini seharga Rp.20 ribu. Di buku menunya, diskripsinya ditulis terbuat dari black tea, ginger, palm sugar, fresh milk, herbs. Rasanya cukup enak dan menyegarkan walaupun rasa rempah-rempahnya tidak sekuat waktu di cafe di Ubud.
Indian Chai Tea adalah minuman yang terbuat dari black tea, gula kelapa, susu segar dan rempah-rempah. Mengutip dari thespruceeats.com, minuman ini memiliki sejarah panjang yang konon mencapai ribuan tahun. Pada awalnya tidak menggunakan daun teh dalam pembuatannya. Dikenal hanya sebagai minuman manis, dengan susu yang diberi rempah-rempah yang bermanfaat untuk meredakan gangguan tubuh ringan.
Masih menurut thespruceeats.com, ketika di tahun 1835 Inggris membuka perkebunan teh di Assam, India. Daun teh mulai ditambahkan dalam ramuan pembuatan Indian Chai Tea. Namun tidak mendapatkan respon yang positif dari masyarakat India setempat karena sebagai komoditas ekspor, harga teh sangat mahal dan tak terjangkau oleh penduduk lokal.
Namun sekarang Indian Chai Tea sudah menjadi minuman yang sangat populer di seluruh dunia dengan semakin banyak penikmatnya karena mempunyai rasa yang unik dengan aroma herbal dan rasa khas rempah-rempah sehingga bisa menghangatkan tubuh. Mengacu pada pengalaman waktu dulu bekerja di sebuah Warung Kopi Espresso di Ubud, Bali. Kurang lebihnya cara pembuatannya begini: Tuang air kedalam panci dengan beberapa teh celup, jahe, kayu manis, merica hitam dan cengkeh lalu direbus. Ini seperti ketika membuat jamu sampai air berkurang. Dalam penyajiannya, gula cair disajikan terpisah jadi kemanisannya bisa disesuaikan dengan selera tamu. Sedangkan penambahan susu mengikuti pesanan karena ada juga yang tak suka dicampur dengan susu. Ternyata Indian Chai Tea dingin lebih banyak disukai.
Setiap negara, daerah maupun kedai kopi punya resep masing-masing dalam meracik minuman tradisional ini. Ketika saya di Gili Air, Lombok. Saat makan siang di warung saya memesan mie goreng dan Original Indian Chai Tea. Minuman dingin ini seharga Rp.20 ribu. Di buku menunya, diskripsinya ditulis terbuat dari black tea, ginger, palm sugar, fresh milk, herbs. Rasanya cukup enak dan menyegarkan walaupun rasa rempah-rempahnya tidak sekuat waktu di cafe di Ubud.