Hello I am Aris - Lombok menawarkan beragam destinasi wisata yang menarik yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ketika saya sedang berwisata di Narmada Park, sekalian saja berkunjung ke Suranadi. Jaraknya pun cukup dekat, sehinga semakin banyak momen indah yang bisa diceritakan maupun dikenang.
Di bulan juli yang lalu, saya mendapat kesempatan ke Lombok untuk yang kedua kalinya. Saya sungguh memanfaatkan liburan itu untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang menarik dan terkenal; seperti Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Dan juga ke tempat yang tidak terlalu diekspos oleh para blogger ternama, seperti Suranadi.
Prinsip saya waktu mengekplor Lombok - karena faktor belum hafal dengan jalan-jalan yang harus dilalui - Jadi mengandalkan google map dan sesekali bertanya ke orang yang saya temui yang terlihat bisa dipercaya.
Setelah merasa cukup puas berjalan-jalan di Narmada Park sendirian. Seperti orang hilang ya? Hehehe....dan menikmati keindahannya. Saya berniat untuk melanjutkan perjalanan namun nggak punya ide mau kemana. Beruntung saya bertemu dengan sekelompok kecil pengunjung yang kebetulan berjalan didepanku. Saya bertanya kepada salah satu diantaranya tentang obyek wisata yang menarik didekat sini. Salah seorang mengatakan Suranadi, lalu menerangkan kepada saya secara ringkas apa yang bisa dilihat disana.
Nggak butuh waktu lama saya akhirnya sampai juga ke Suranadi, sebuah desa di kecamatan Narmada, Lombok Barat. Konon tempat ini akan menjadi sebuah kecamatan di tahun 2019. Disini ada Taman Wisata Alam dengan luas 52 hektar yang ditumbuhi sekitar 300 jenis pohon. Merupakan habitat dari bermacam fauna; seperti monyet, ular, kupu-kupu dan burung. sedangkan kawanan monyet terlihat dipinggiran jalan mengharap pemberian makanan dari wisataman yang lewat didepannya.
Prinsip saya waktu mengekplor Lombok - karena faktor belum hafal dengan jalan-jalan yang harus dilalui - Jadi mengandalkan google map dan sesekali bertanya ke orang yang saya temui yang terlihat bisa dipercaya.
Setelah merasa cukup puas berjalan-jalan di Narmada Park sendirian. Seperti orang hilang ya? Hehehe....dan menikmati keindahannya. Saya berniat untuk melanjutkan perjalanan namun nggak punya ide mau kemana. Beruntung saya bertemu dengan sekelompok kecil pengunjung yang kebetulan berjalan didepanku. Saya bertanya kepada salah satu diantaranya tentang obyek wisata yang menarik didekat sini. Salah seorang mengatakan Suranadi, lalu menerangkan kepada saya secara ringkas apa yang bisa dilihat disana.
Nggak butuh waktu lama saya akhirnya sampai juga ke Suranadi, sebuah desa di kecamatan Narmada, Lombok Barat. Konon tempat ini akan menjadi sebuah kecamatan di tahun 2019. Disini ada Taman Wisata Alam dengan luas 52 hektar yang ditumbuhi sekitar 300 jenis pohon. Merupakan habitat dari bermacam fauna; seperti monyet, ular, kupu-kupu dan burung. sedangkan kawanan monyet terlihat dipinggiran jalan mengharap pemberian makanan dari wisataman yang lewat didepannya.
Tiket masuk ke Taman Wisata Alam ini di hari libur Rp 7.500, sedangkan dihari biasa cuma Rp 5.000. Saya sempatkan masuk ke taman ini, namun nggak terlalu jauh karena takut tersesat hehehe, sebab waktu itu cuma saya sendirian, wisatawan lain yang saya lihat kurang dari 8 orang, namun nampaknya mereka bersiap untuk pulang. Ternyata tempat ini kurang diminati wisatawan sehingga di hari libur pun terlihat sepi.
Setelah itu saya menuju ke tempat Taman Rekreasi Suranadi yang masih satu lokasi. Tempat tersebut ternyata yang paling populer dan ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Kolam renang dengan air yang jernih, dingin dan segar. Dan menurut seorang pengunjung yang saya temui, dia mengatakan sumber airnya berasal dari gunung Rinjani dan menjadi tempat rekreasi yang menarik dengan tiket masuknya Rp 10.000.
Taman Wisata Alam Suranadi |
Taman Rekreasi Suranadi |
Terakhir sebelum pulang, saya menyempatkan diri masuk ke Pura Dhangkahyangan Jagat yang berada didepan area saya memarkirkan sepeda motor. Setiap pengunjung Pura itu diwajibkan memakai selendang yang telah disediakan dan diikatkan di pinggang dan ketika mengembalikannya saya kasih uang kontribusi Rp 10.000.
Di depan pura tersebut, saya bertemu orang Jawa Timur yang baik hati, tetapi saya lupa namanya. Dia sudah menetap di Suranadi. Di desa ini juga terkenal dengan Sate Bulayak yang para penjualnya ditempatkan dalam satu area yang saat itu ramai dengan pembeli.