Helloiamaris - Bagi penikmat ikan air tawar, bisa membeli ikan segar di pasar dan menggorengnya di rumah atau jika tak ingin repot tinggal membeli yang sudah digoreng di warung maupun rumah makan dengan aneka pilihan yang sesuai dengan selera. Namun itu sudah hal yang biasa bukan tantangan. Yang luar biasa jika ikan tersebut hasil tangkapan sendiri.
Setiap orang tentunya punya hobi. Jadi terdengar aneh jika ada yang mengatakan tak tertarik dengan apapun karena banyak hal menarik disekitar kita yang bisa kita lakukan. Hobi bisa bersifat individual, seperti membaca, menulis, melukis dan lainnya maupun hobi yang bersifat sosialisasi dengan orang lain, misalnya bermain sepakbola, bulutangakis, dan bola basket.
Bagi mereka yang hobi memancing, aktifitas ini sangatlah menghibur dan bisa mengendurkan syaraf sehingga bisa memberi ketenangan dan kebahagian, terlebih lagi jika mendapat ikan banyak. Pasti senang sekali. Memancing biasa dilakukan di sungai, danau dan di laut dengan kail dan umpannya yang sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap. Namun bagaimana jika menangkap ikan di sawah yang berlumpur dengan tangan?
Pada Lebaran hari kedua ketika bersilaturahmi ke kerabat di desa Karanganyar yang masuk wilayah kecamatan Jatilawang, kabupaten Banyumas. Aku menyempatkan diri sebentar keliling jalanan di dekat rumah Eyang Rob yang masih banyak lahan persawahan. Tentunya pemandangan yang sangat menyenangkan bagi saya yang tinggal jauh dari sawah.
Baca juga: Oseng Walang Sangit: Kuliner Ekstrim Desa Karanganyar, Banyumas
Baca juga: Oseng Walang Sangit: Kuliner Ekstrim Desa Karanganyar, Banyumas
Jalan-jalan melihat sawah hijau terbentang luas mengingatkanku ke masa kecil ketika menginap di rumah Eyang Rob, adik Eyang (nenek) yang sudah almarhum. Setelah sekian lama, sedikit mengenang memori masa lalu. Jadi ketika kulihat dua orang pemuda terlihat asyik di sawah yang berlumpur dengan tanaman padi yang masih pendek dan ditepi sawah dua orang lelaki yang berumur sekitar 60 tahunan sedang memperhatikannya, timbul rasa keingintahuanku sehingga ku berhenti dan mendekatinya dan mengobrol dengan kedua orang sepuh (tua) itu.
Ternyata dua pemuda yang sedang membungkukan badan di sawah yang berlumpur ternyata sedang menangkapi ikan. Di sawah bengkok Kayim, aparat kelurahan yang bertugas mengurusi kematian dan pernikahan, ternyata banyak ikan bentik kecil yang berasal dari saluran irigasi yang meluap di musim hujan. Mereka berdua terlihat sangat menikmati menangkap ikan dengan tangan yang kemudian di taruh didalam sebuah ember kecil, sesekali terlihat ikan yang sudah diember meloncat keluar namun masih bisa dtangkap lagi. Bisa kebayang mereka akan mendapat lauk makan siang yang lezat dari ikan tangkapan mereka sendiri.