Kerasnya Kehidupan Nelayan, Nyawa Jadi Taruhannya





Helloiamaris - Kelezatan ikan laut tak ada yang meragukannya, bahkan bagi mereka yang sejak kecil sudah terbiasa mengkonsumsinya mungkin akan menolak untuk ditawari ikan air tawar, apapun jenis olahannya, dengan alasan berasa lumpur atau kurang enak dan kurang gurih. Namun selagi kamu menikmati kelezatan ikan laut bakarmu sambil memandang sunset di pantai favorit para tourist, pernahkah terbayang dalam anganmu betapa kerasnya kehidupan seorang nelayan dalam mencari ikan di lautan bahkan di samudra yang luas sehingga bisa menghadirkan ikan bakar lezat dihadapanmu?


Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, lalu memutuskan berprofesi sebagai nelayan bukanlah suatu paksaan, namun merupakan suatu panggilan hati karena naluri sebagai nelayan telah merasuk dalam darah mereka, sehingga lahirlah apa dinamakan kampung nelayan karena profesi masyarakatnya didominasi oleh para nelayan. Ketika kaki melangkah memasuki perkampungan tersebut, terlihat rumah-rumah tegak berdiri di atas pasir yang sudah padat sehingga sepintas terkesan seperti tanah, namun kamu akan segera menyadarinya ketika seember air yang dituang untuk membasuh kaki segera terserap kedalam bumi.

Menuju ke arah pantai yang hanya di depan mata, ada deretan perahu nelayan bersandar di bibir pantai. Ada kalanya bau amis dan bau busuk ikan mati tercium dengan jelas jika kita melangkahkan kaki di pantai berpasir yang dihias dengan ceceran sampah, sedangkan anak-anak pantai usia sekolah dasar terlihat riang bermain di pantai. Berlarian kesana-kemari dengan tawanya yang lepas dan kulit mereka pun terlihat berwarna hitam karena seringnya terkena sengatan sinar matahari, sepertinya ingin menyaingi orang tua, kakak sulung, paman, dan pakde yang rutin melaut, maupun kakek mereka yang telah pensiun sebagai nelayan dikarenakan tubuh renta mereka semakin termakan usia, namun telah bisa mewariskan keberanian dan skill menangkap ikan kepada keturunannya. Sedangkan sekelompok kecil nelayan usia dewasa sedang duduk memperbaiki jaring mereka yang sebagian terkoyak oleh gigi-gigi tajam dan sisik ikan hasil tangkapan. Itulah pemandangan yang biasa terlihat jika tidak sedang melaut.

Baca juga: Ikan Laut Bakar Yang Lezat Langsung Dari Nelayan

Jam kerja seorang nelayan sangat di tentukan oleh jam-jam ikan mencari makan yang berbeda tiap jenisnya. Ikan kembung akan keluar dimalam hari, sedangkan ikan tongkol lebih memilih keluar jam tiga pagi. Dengan perahu kecil dan mesin tempel seorang nelayan pun berani sendirian mengarungi dinginnya angin laut dan ganasnya ombak. Bahkan air laut yang tenang akan membuat nelayan pemula mengalami muntah-muntah ketika semalaman berada di tengah lautan yang tenang dan sejah mata memandang hanyalah air laut yang tersinari cahaya bintang di langit. Namun perjuangan mereka mengatasi kerasnya kehidupan yang terkadang nyawa taruhannya telah berjasa menghadirkan ikan laut segar yang siap dijadikan olahan lezat sesuai selera.