Pie Susu Bali, Tetap Jadi Oleh-oleh Favorit




Arisarmu's Stories - Iring-iringan delapan bus pariwisata satu persatu berhenti di jalan Diponegoro, yang masih lenggang karena fajar pun baru mulai merekah. Semburat mentari pagi mulai terlihat sedikit memberi warna kemerah-merahan langit pagi kota kecil Salatiga, menggantikan peran lampu-lampu penerang jalanan, menandakan ia perlahan mulai mendekati garis cakrawala.

Langkah-langkah kaki terlihat menuruni bus berbalut wajah lelah, menahan kantuk bercampur bahagia. Tas bawaan mereka kaitkan di bahu, ada juga yang menentengnya. Beberapa terlihat sudah duduk berkelompok diemperan kios dimana sang pemilik mungkin baru terjaga dari mimpi indah dikasur yang empuk, sedangkan sebagian lainnya sudah menaiki kendaraan jemputan orang tuanya, bahkan ada yang naik ojek online. Itulah suasana akhir dari perjalanan siswa-siswi sekolah sepulang dari Study Tour  ke Bali dan Banyuwangi selama empat hari.

Pulau Seribu Pura selalu memikat di hati, tak hanya bagi wisatawan asing, para gurupun tak jemu mendampingi para siswa, dalam rutinitas tahunan, untuk memperkenalkan sisi lain dari negeri tercinta ini yang kekayaan budayanya tak tertakar, terpadu dengan pesona wisata alam, sejarah dan belanja.

Wisata belanja dan oleh-oleh merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu perjalanan wisata. Tak perlu harus yang mahal namun bisa memberikan kesan yang lebih mendalam. Dan buah tangan merupakan sarana membagi nuansa liburan kepada keluarga di rumah, sahabat maupun teman. 

Salah satu camilan khas Bali yang terkenal adalah Pie Susu dengan rasa yang tak terlalu manis namun renyah yang benar-benar meleleh di mulut. Inilah oleh-oleh yang sangat praktis dibawa pulang dengan harga yang terjangkau. Satu kemasan seharga Rp. 21.500,  berisi 10 biji yang tiap satuannya seberat 10 gram. Mudah dibawa dan kelezatannya sesuai selera banyak orang. Pie Susu bisa tahan selama 7 hari dalam suhu ruangan dan bisa sampai 14 hari jika disimpan dalam lemari es.

Tiap gigitan yang kurasakan, buah tangan dari Dennis, menerbangkan imajinasiku ke Pulau Dewata nan anggun dimana ku pernah tinggal dalam dekapannya. Keseharian kulihat Banten  (sesaji) sebagai penghias sudut rumah maupun depan pintu gerbang dengan wewangian asap dupa, sedangkan irama musik rancak pengiring tarian Barong dan pekik lengking penarinya kerap kali kudengar memecah keheningan malam. Tak terasa tiga Pie Susu sudah habis kulahap.



Pie Susu banyak dijual di Bali dengan berbagai merek yang masing-masing mempunyai cita rasa yang khas. Akan tetapi prinsip pembuatannya sama yaitu terdiri dari dua tahap. Pertama yaitu pembuatan Pie Crust atau kulit Pie dengan bahan dasar tepung terigu, kuning telur dan margarin atau mentega, sedangkan untuk Custard  atau isiannya terbuat dari campuran susu atau krim, kuning telur dan gula. Untuk menambah variasi rasa bisa ditambahkan bahan-bahan lain, seperti strawberry, coklat atau keju.

Kalau diperhatikan, satu hal yang menarik dari kemasan Pie Susu Dhian, oleh-oleh dari Bali, adalah turut mempromosikan wisata di Bali dengan menampilkan gambar ikon wisata seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, dan juga Penjor yang merupakan simbol dari kesejahteraan dan kemakmuran.

Perpaduan yang khas dari tekstur crust yang renyah dan kelembutan custard nya menjadikan Pie Susu ini tetap digemari dan senantiasa dirindukan oleh siapapun yang pernah merasakan kelezatannya.