Pantai Kerandangan Lombok, Sepi Saat Musim Liburan


Arisarmu's Stories - Pesona jajaran pantai Lombok barat berpadu dengan semilir angin laut sungguh memanjakan pengendara yang melintas di jalan Raya Senggigi menuju pelabuhan Bangsal. Menyusuri jalan berkelok perbukitan terlihat hamparan pantai-pantai indah. Sudut yang menawan tuk mengabadikan potret diri, mengabaikan teriknya tatapan matahari di musim kemarau tahun yang lalu.

Tak terasa delapan bulan telah berlalu, musim kemarau yang silam ke akhir musim hujan ini, detail memori masa lalu perlahan mulai terkikis saat bulan pun tak terasa cepat berganti, bahkan tahun, semakin menjauhkan ingatan akan sepenggal kisah perjalanan yang kulalui sebelumnya. Dengan menulis otak ini pun mendapat nutrisi yang baik untuk mengingat kenangan tersebut dan hatipun jadi bahagia membayangkan pesona indah bumi Lombok, melupakan sejenak beban hidup.

Keelokan pantai Senggigi dan pantai Nipah dari ketinggian bukit Malimbu menggoda wisatawan untuk mengencaninya terutama di akhir pekan atau musim liburan. Menyusuri pantai luas, melemaskan kaki penat oleh rutinitas keseharian sambil merasakan sensasi  halusnya pasir serta membiarkan air laut membasuh kaki dan memanjakan diri dengan bersantai di pantai, sedangkan warung-warung bambu sederhana penjual ikan bakar di pinggiran pantai Nipah memancing perut untuk segera merespon. Namun apa salahnya setelah itu singgah di pantai Kerandangan toh lokasinya tak terlalu jauh hanya berjarak 9.5 km atau sekitar 15 menit berkendara kearah pantai Senggigi.

Ketika sepasang mata pemandu badan yang sudah letih, setelah hampir dua minggu menyibak keindahan Lombok, lalu melihat tulisan yang tak terlalu besar namun beruntung masih bisa terbaca tertempel di sebuah gapura besi dengan penyangga beton batu bata yang terbalut dalam adonan semen dan pasir, ada juga pintu gerbangnya yang bisa ditutup dengan cat yang mulai kusam oleh guyuran air hujan dan terik sinar matahari memagari kebun kelapa hijau menjulang tinggi nan luas. Sangat tipikal daerah tropis yang semestinya dirindukan oleh wisatawan asing. Ini ternyata sebagai tempat masuk menuju sebuah pantai namun tak mudah tuk terlihat bagi mereka yang sedang memacu kendaraannya dengan cepat tergoda oleh jalanan yang mulus. Mungkin inilah jawabannya kenapa waktu itu pantai Kerandangan sepi pengunjung. Namun rasa penasaran di hati bercampur gelora berpetualangan seakan mendorong kedua tanganku untuk membelokkan arah sepeda motor dan memasukinya.




Seperti pantai-pantai lainnya, pengunjung tak dikenakan biaya masuk, hanya sebatas membayar parkir kendaraan bermotor saja dan itupun tergolong murah. Sepeda motor Rp. 3.000, mobil Rp. 5.000, sedangkan bus Rp. 10.000.


Di ujung terdapat deretan warung-warung bambu sepi menantikan pembeli menyantap sajian ikan bakar lezat sambil mata disejukkan oleh birunya selat Lombok yang memisahkan dengan pulau dewata disebelah baratnya. Ini tempat yang cocok bagi siapapun yang ingin menyepi dari keramaian saat musim liburan sekolah di Lombok.