Keripik Pisang Kepok, Oleh-oleh Khas Lampung Yang Membangkitkan Memori Masa Lalu




Arisarmu's Stories - Pada suatu sore yang masih agak dingin setelah awan kelabu enggan tuk berlama-lama menahan air hujan dan sisa guyurannya masih terlihat jelas membasahi jalanan. Aspal menghalangi air terserap ke bumi, sehingga jalanan hanya pasrah menunggu tiupan angin untuk mengeringkannya, sedangkan beberapa tanaman buah dan sayuran yang menghiasi pinggiran jalanan kecil didalam sebuah perumahan terlihat lebih segar setelah terguyur hujan lebat.

Rutinitas yang aku lakukan sehari-hari yang harus dijalani dengan bersikap disiplin pada diri sendiri karena tak punya atasan yang bisa leluasa mengaturku maupun bawahan yang bisa disuruh-suruh. Hanya berusaha melakukan yang terbaik sebagai wujud tanggung jawab pada para orang tua yang berharap anak-anak mereka bisa menguasai bahasa pergaulan internasional yang merupakan suatu kebutuhan di era globalisasi ini.

Itulah sebabnya kenapa pada sore itu aku berada disebuah rumah dalam komplek perumahan yang hanya berjarak kurang dari 1 km dari rumahku dan akan berpindah ke rumah lainnya sampai malam. Profesi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya yang ternyata sudah berjalan cukup lama. Ini merupakan sebuah misteri kehidupan bagi seorang yang tak punya background  pendidikan formal mengajar. Hanyalah seorang pemimpi yang harus rela mengubur impiannya menjelajahi negara-negara dikawasan lautan Karibia dan Amerika Selatan karena kesehatan livernya pernah terganggu walaupun visa untuk bekerja di sebuah kapal pesiar sudah ditangan dan surat panggilan kerja sudah memandunya untuk segera memesan tiket pesawat ke Miami.

Aku tersadar dari lamunanku ketika Hana memasuki ruang tamu dan memberiku dua bungkus Keripik Pisang Kepok, oleh-olehnya sebagai seorang mahasiswi pada sebuah universitas paling terkemuka di Yogyakarta yang baru menyelesaikan KKN nya selama satu bulan di Lampung. Kamipun terlibat percakapan yang seru mengabaikan sejenak adik perempuannya, Neta, yang termangu memangku sebuah buku sambil mendengarkan kakak perempuannya yang berbicara dengan lancar dalam bahasa Inggris.

Lampung, sebuah provinsi di ujung selatan pulau Sumatra sampai kapanpun tetap menyimpan kenangan yang indah di hati ini yang tak mungkin rela untuk dilupakan begitu saja. Tempat dimana almarhum bapak tercinta pernah bertugas dan tak terhitung menemani beliau ke berbagai pelosok Lampung yang saat ini tentunya sudah jauh berubah seiring dengan bergulirnya waktu, bergantinya tahun serta pergantian beberapa kepala daerah. Sempat hampir menjadi peternak ayam pedaging disebuah desa yang terletak sejauh 30 menit berkendara dari Tanjung Karang pada kondisi keramaian jalanan pada waktu itu, namun almarhum bapak pada akhirnya menyuruhku untuk menimba ilmu di negeri Kangaroo yang membatalkanku untuk menjadi seorang peternak ayam di Lampung.

Selain kopi khas Lampung yang terkenal dengan serbuk kopinya yang masih agak kasar dengan rasa yang kuat dan nikmat dan harum ketika diseduh dengan air panas juga cocok sebagai campuran untuk minum susu segar. Buah tangan lainnya yang rasanya dijamin super enak ya tentu saja Keripik Pisang Kepok yang sekarang tersedia 16 varian rasa, yaitu Coklat, Keju, Susu, Mocha, Asin, Manis, Tiramisu, BBQ, Strawberry, Grean Tea, Sapi Panggang, Melon, Choco Coffee, Rumput Laut dan Jagung Bakar. Padahal dulu hanya tersedia tiga varian rasa, yaitu Manis, Asin dan Keju.

Keripik Pisang Kepok rasa Tiramisu

Trimakasih Hana, tidak hanya kelezatan Keripik Pisang Kepok rasa Tiramisu yang sungguh nikmat yang mengobati rasa rinduku pada keindahan Lampung, namun aku sungguh bersyukur bisa menjawab kepercayaan kedua orang tua mu sejak kamu masih di SD sampai engkau lulus SMA. Dan aku bangga mendengar cerita tentang KKN mu di Lampung yang kau ungkapkan dengan tutur bahasa yang terdengar semakin fasih yang aku yakin terus engkau asah selama kuliahmu di Yogyakarta. Sukses selalu dengan masa depanmu.