Benarkah Hantu Hanya Ada Dalam Imajinasi Kita Saja?



Photograph:Pixabay

Arisarmu's Stories - Sebagai orang yang tinggal di lingkungan budaya timur seperti Indonesia, minimal sekali dalam hidup tentunya pernah mendengar cerita mengenai makhluk-makhluk halus tak kasat mata yang bikin sebagian orang berdiri bulu kuduknya dan menjadi takut bahkan tidak berani melewati suatu tempat yang dikatakan orang keramat atau mempunyai aura yang aneh. Namun tidak sedikit pula yang beranggapan itu semata hanya imajinasi seseorang yang berlebihan atau bayangan ketakutan sehingga terbawa dalam alam nyata dalam wujud yang menakutkan.

Terlepas dari benar atau tidaknya menurutku itu bukanlah hal yang patut diperdebatkan karena jikalau didiskusikanpun tak akan ada titik temu. Jadi anggaplah postinganku kali ini hanya sekedar intermezo dari rutinitas harian yang terasa monoton dan terkadang membosankan.

Cerita ini berawal ketika aku ada suatu keperluan di Denpasar yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Ketika sampai di terminal bus Ubung hari masih pagi menjelang siang. Namun suasana terminal saat itu terbilang ramai dengan banyaknya bus-bus yang mangkal untuk bersiap berangkat menuju tujuan masing-masing maupun beberapa bus yang baru datang dari beberapa kota besar di pulau Jawa. Popularitas pulau dewata sebagai sorga wisata terlihat jelas dari mobilitas orang yang keluar masuk pulau itu, entah yang melalui jalan darat lalu disambung dengan menaiki kapal feri maupun lewat jalur udara.

Apa yang tertanam dalam pikiranku saat itu hanyalah secepatnya mendapatkan tempat untuk menginap. Aku menaiki ojek yang mangkal disekitar terminal. Saat itu tak pernah sedikitpun terbayangkan dimasa depan akan ada ojek online maupun booking hotel via aplikasi.


Akhirnya atas bantuan pengemudi ojek aku bisa mendapatkan hotel kecil yang sesuai dengan budget yang kuanggarkan. Saat itu sudah sekitar pukul 09.30. Setelah proses check in dan membayar untuk satu malam aku memasuki kamar. Dan inilah saat dimana aku mengalami suatu hal yang bisa dibilang menakutkan dan sulit untuk  diterima dengan akal sehat.

Sengaja ruang kamar tidak aku nyalakan lampunya toh sinar matahari yang sedikit masuk ruangan lewat jendela kaca disamping tempat tidur cukup memberi penerangan. Badan terasa masih agak capai dan lengket rasanya setelah naik bus semalaman. Aku pun berniat untuk mandi guna menyegarkan tubuh. Kamar mandi terletak di sudut ruangan dekat dengan pintu masuk. 

Waktu menuju kearah kamar mandi, sebuah kaca cermin yang cukup besar yang tertempel di dinding menggoda keinginanku untuk melihat diriku sendiri didalam cermin. Alangkah terkejutnya bercampur rasa takut seketika kurasakan dan jantungpun berdetak cepat tak beraturan ketika kulihat di dalam cermin nampak sesosok perempuan berusia sekitar 25 tahun dengan rambut hitamnya sebatas bahu yang sedang berpakaian dengan nuansa warna coklat terlihat berdiri dibelakangku persis dengan jarak kurang dari satu meter.

Padahal aku sendirian di kamar itu. Dalam beberapa detik kucoba memastikan kebenarannya. Segera kusadari ternyata aku tidak sedang bermimpi, sosok wanita itu masih terlihat. Kucoba menguatkan mental yang mulai goyah. Dan dalam hitungan ke tiga aku memberanikan diri untuk menoleh kebelakang, ternyata tak ada seorangpun termasuk gambaran seorang perempuan tadi. Rasa lega dan deg-degan bercampur jadi satu. Kembali kulihat kearah cermin, sekarang yang nampak hanya wujud diriku sendiri.

Segera kulangkahkan kaki menuju ke kamar mandi dan menyegarkan tubuh dengan mengguyur air yang terasa sejuk di kulit diselinggi sisa rasa takut sehingga berkali-kali kumenoleh ke arah pintu kamar mandi yang sengaja ku buka sedikit sambil tak berharap ada episode ke dua.

Di malam hari menjelang tidur, sosok wanita misterius yang tertangkap jelas di cermin masih menjadi teka-teki bagiku. Apakah karena aku masih sedikit ngantuk saat kejadian itu dan juga suasana kamar yang remang-remang, entahlah, namun perasaan takut masih sedikit menyelimutiku dan enggan menjauh dari keheningan malam itu sehingga lampu kamar kubiarkan tetap menyala.

Berharap malam menjadi hangat dan cepat berganti pagi sehingga melenyapkan halusinasi yang kualami atau entah apa untaian kata yang tepat untuk menjabarkannya. Itulah pengalaman yang pernah aku alami ketika bermalam disebuah hotel di Denpasar, tinggal terserah anda para sahabat pembaca dalam menafsirkannya. Boleh percaya, tidakpun juga boleh.

Namun setelah aku lebih mendekatkan diri pada Tuhan yang aku imani dan rutin berdoa. Puji Tuhan sekarang tak pernah ada gangguan seperti itu lagi.