Sekelumit Kisah Tentang Buah Tangan


Sepulang dari Outdoor Study di Bali yang merupakan bagian dari program sekolah, anak saya David membawakan oleh-oleh atau buah tangan berupa dua kemasan kopi Robusta asli dari pulau dewata itu. Seketika mengingatkanku ke masa lalu ketika masih kuliah di Semarang.

Nampaknya membawakan buah tangan untuk orang-orang terdekat masih menjadi bagian dari budaya di negeri tercinta Indonesia ini dengan beragam wujud mulai dari sandang, aneka pernak pernik maupun makanan dan minuman khas daerah yang dikunjungi. Karena merupakan suatu kebahagiaan pula jikalau kita bisa memberi sesuatu tidak hanya sekedar cerita manis tentang liburan kepada keluarga, sahabat maupun teman.


Waktu dulu ngekos di Bendan Ngisor, Semarang yang tentunya tinggal dalam satu rumah yang penghuninya heterogen, yaitu teman-teman kos yang berasal dari daerah yang berbeda. Dan tiap periode, bisa pas liburan semester maupun akhir pekan bagi mereka yang berasal tidak jauh dari Semarang yang kadang mudik. Walaupun nggak selalu buah tangan menemani teman yang barusan pulang mudik. Namun ingatan tentang makanan khas dari daerah asal teman satu kos sebagian tetap melekat kuat di ingatan.

Seorang teman kos yang berasal dari Magelang biasa membawakan Gethuk Trio ,  dan saya yakin banyak sahabat pembaca yang sudah tahu bahkan pernah mencicipinya, tapi waktu itu getuknya dijamin enak karena asli terbuat dari singkong.

Juga teman yang dari Kudus juga sering membawakan Jenang Kudus. Bahkan pernah dia membawakan beberapa bungkus rokok jatah bulanan ayahnya yang bekerja di sebuah pabrik rokok terkenal di kota kretek itu, dan di bungkusnya tertulis khusus buat karyawan sehingga rasanya jauh lebih nikmat daripada yang dijual di warung-warung. Kok tahu? Ya lah, saya kan mantan perokok berat. hehehe...


Dan kamipun senantiasa merindukan oleh-oleh yang berupa kopi jahe dari seorang teman yang berdarah campuran Batak dan Madura yang kedua orang tuanya menetap di Jember. Kopi Jahe racikan mamahnya senantiasa kami rindukan sebagai teman begadang sambil ngobrol dan menghisap rokok. Duh mantaaaf (#waktumasihmerokok). Loh...lalu kapan belajarnya. Maaf ya nggak saya jawab wkwkwk...

Sedangkan saya ketika habis pulang mudik pernah membawa Gethuk Goreng Sokaraja yang terbuat dari singkong dan gula merah, jajanan khas Purwokerto yang rasanya dijamin nagih.

Ternyata makna dari buah tangan nggak sekedar kepantasan namun punya makna lebih sebagai sarana untuk mempertebal ikatan persaudaraan maupun pertemanan. Hanya itulah yang masih saya ingat sampai kini dan mohon maaf bagi teman-teman yang nggak saya sebutkan, bukan maksud untuk melupakan kebaikan kalian, tapi saya benar-benar nggak ingat lagi. Hanya inilah sekelumit memori yang masih tersisa di kepala.

Apakah sahabat pembaca pernah mengalami pengalaman yang sama?