Manjakan Imajinasi Anda Dengan Membaca

Image via Pixabay.com

Membaca merupakan hiburan yang mengasyikkan bagi sebagian orang tak terkecuali bagi anak-anak yang menyukainya. Membaca cerpen maupun novel yang tak bergambar akan lebih membawa imajinasi si pembaca dan mengaduk-aduk emosinya, sehingga bacaan yang hanya berisi tulisan semata bisa dianggap lebih menarik.

Hari minggu malam ketika terlibat dalam obrolan dengan David, salah satu cowok kembar kami, di kamar tidurnya. Setelah beberapa topik kami bicarakan dengan ringan. Termasuk YouTube video, kopi sampai akhirnya ke buku-buku cerita.

Keingin tahuan buku-buku bacaan papahnya semasa anak-anak menjadi topik pembicaraan kami berdua yang cukup menarik. Ini tentu saja membawaku kemasa lalu. Mencoba tuk mengingat kenangan yang sudah sangat lama. Ya tentu saja lama, dia kan saat ini sudah dipenghujung sekolah menengah atas.



Kembar cowok dengan satu plasenta tak harus sama wajah, hobi maupun karakternya. Sehingga memberi keunikan tersendiri bagi kami sebagai orangtuanya. Selisih kelahiran yang cuma lima menit ternyata bisa membawa perbedaan yang sangat banyak.

Namun kekurangan dan kelebihan mereka berdua yang tak sama merupakan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kami. Masing-masing dari mereka mewarisi watakku. Sehingga komplitlah jika digabungkan. Kalau ada yang ikut mamahnya yaitu Dennis yang tak suka minum kopi maupun teh.

Baca juga: Asyiknya Bermain Kartu di Tempat Kos - Memori Masa Lalu di Semarang

Kembali kepertanyaan David tentang buku bacaan semasa kecilku. Aku pun menjawabnya banyak, sambil mencoba mengingat dan menyebutkan satu persatu. Mulai dari cerita bergambar maupun yang tak bergambar. Dia pun sambil mencari di internet buku-buku bacaan zaman dulu yang sekarang telah bermetamorfosis menjadi bentuk digital.

Ya perkembangan zaman lah, semua hal terpaksa harus menyesuaikan kalau tak ingin tergusur oleh kejamnya persaingan usaha. Namun tetaplah bacaan yang non digital yang masih manual tetap paling nyaman untuk dibaca.



Memegang sampul buku sambil membaca tulisan di kertas yang warnanya mungkin sudah agak kecoklatan maupun yang masih putih bersih merupakan hal yang mengasyikkan. Sambil membuka lembaran demi lembaran. Menyentuh kertas tersebut, sambil merasakannya, tentu semakin memperkuat imajinasi kita, lalu hanyut dalam buaian cerita tersebut.

Baca juga: Cerita Tentang Semangkuk Mie Instan - Dulu Terasa Sedap Sekali

Aku sangat bersyukur ketika masa kanak-kanak banyak buku bacaan dirumah dan juga rumah masa kecilku dekat dengan perpustakaan umum. Bukan milik pemerintah, tapi milik suatu yayasan. Namun itu hanya kisah lama, sekarang tinggal menyisakan bangunan fisik saksi sejarah masa lalu.

Lokasinya sangat dekat dengan rumah masa kecilku. Lewat pintu belakang, hanya berjalan kurang dari lima menit, bahkan mungkin tak lebih dari tiga atau empat menit. Waktu itu tak pernah terpikirkan untuk menghitung jaraknya, apalagi terbesit niat untuk menulis. Tak pernah berkhayal sekalipun. Walaupun hanya sekedar artikel pendek seperti ini. 

Itulah sebagian obrolanku dengan David, wujud kecilku yang suka berimajinasi. Hanya satu pintaku,  janganlah jadi anak yang malas membaca buku pelajaran. Janganlah mencontoh papah. Bolehlah berimajinasi karena mimpi setinggi langit itu penting asalkan diimbangi dengan kerja keras yang nyata. Semoga engkau membaca artikel ini anakku. (helloiamaris.blogspot.com)